JAKARTA (Suara Karya): TNI Angkatan Udara (AU) sangat membutuhkan alat utama sistem senjata (alutsista) modern dan canggih untuk mengamankan wilayah udara nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Paling substansi dibutuhkan, yakni pesawat tempur sergap dan angkut, peluru kendali, serta radar pendeteksi pesawat musuh.
"Untuk mampu mengamankan wilayah udara nasional, Kohanudnas harus didukung dengan peralatan alutsista yang memadai agar dapat mengawasi seluruh wiludnas sehingga tugas pokok Kohanudnas akan dapat dilaksanakan dengan baik," ujar Panglima Komando Pertahana Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsekal Muda TNI Dradjad Rahardjo di sela-sela kunjungan Komisi I DPR ke Markas Kohanudnas Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (11/7).
Kunjungan Komisi I DPR, untuk mengetahui dan menyerap aspirasi satuan-satuan TNI secara langsung. Masukan dari TNI AU akan dibawa dalam rapat dengar pendapat DPR dengan Kementerian Pertahanan/TNI dalam rangka pemenuhan alutsista ideal.
Menurut Dradjad, keberadaan alutsista TNI AU masih jauh dari ideal. Bahkan, secara kuantitas dan kualitas, alutsista yang dimiliki TNI AU sangat minim. "Kondisi ini merupakan kemunduran dan harus diperjuangkan," ujarnya.
Selain alutsista, Panglima Komando Operasi TNI AU I melalui Kepala Staf Kroops TNI AU I Marsma TNI Bagus Puruhito mengatakan, TNI AU membutuhkan pesawat angkut untuk mendukung operasi Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) ke daerah. "Pesawat angkut yang kita miliki cukup minim," ujarnya.
Wakil Ketua Komisi I DPR Hayono Isman menjanjikan akan memperjuangkan kebutuhan TNI.
"Kami sangat merespons tentang kondisi alutsista yang dibutuhkan TNI khususnya masalah Hanudnas, maupun dukungan alutsista lainnya. Kami akan memperjuangkan agar TNI ke depan lebih baik," ujarnya.
Bela Negara
Secara terpisah, 60 mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran yang tergabung dalam kegiatan Integrasi Mahasiswa Dewasa (Simada) IV mengunjungi Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), Senin (12/7). Rombongan yang dipimpin Rektor UPN Veteran Laksda Purn Budiman Djoko Said diterima Pangarmabar Laksda TNI Marsetio.
Menurut Marsetio, peran dan kepedulian mahasiswa terhadap pulau-pulau terluar di Indonesia punya nilai strategis untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatn NKRI, khususnya di wilayah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga.
"Dengan adanya program dari UPN Veteran untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sekaligus melaksanakan kerjasama dengan masyarakat yang berada di pulau-pulau terluar, karena mahasiswa memilki peran yang penting dalam hal bela negara," ujarnya.
Bela negara bukan hanya tugas TNI, melainkan juga tugas seluruh warga negara termasuk mahasiswa. Dijelaskan Budiman, Simada diarahkan pada kegiatan pembangunan masyarakat yang cinta tanah air dan memiliki kesadaran bela negara.
Sumber: SUARA KARYA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment