JAKARTA - Pergantian tongkat komando jabatan tak hanya berlangsung di kepolisian. Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso juga akan diganti tahun ini. Mantan kepala staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu memasuki usia pensiun pada 8 September 2010. Bursa penggantinya sudah dibicarakan di internal TNI.
''Yang paling kuat adalah Laksamana Agus Suhartono,'' kata sumber Jawa Pos kemarin. Agus sekarang menjabat kepala staf TNI Angkatan Laut (KSAL).
Jika benar Agus terpilih, siklus rotasi antar angkatan terwujud. Sebelum Djoko Santoso, panglima TNI dijabat Marsekal Djoko Suyanto (AU). Pendahulu Djoko Suyanto adalah Laksamana Widodo A.S. (AL).
Jenderal Djoko Santoso lahir di Solo pada 8 September 1952. Sesuai dengan UU No 34 Tahun 2004 tentang TNI, usia maksimal panglima TNI adalah 58 tahun. Dia menjabat panglima TNI sejak 28 Desember 2007.
Sebelumnya, Djoko Santoso menjabat KSAD mulai 18 Februari 2005. Kariernya di militer diawali dari menjabat Waassospol Kaster TNI (1998), Kasdam IV/Diponegoro (2000), Pangdivif 2 Kostrad (2001), Pangdam XVI/Pattimura dan panglima komando operasi pemulihan keamanan (Pangkoopslihkam) di Maluku (2002-2003), panglima Kodam (Pangdam) Jaya Mei 2003-Oktober 2003, dan wakil kepala staf TNI-AD (2003-2005).
Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos, panglima TNI selama sebulan terakhir rajin mengunjungi beberapa daerah. ''Juni lalu ke Batam dan pekan lalu ke Jawa Timur. Beliau semacam pamitan ke satuan-satuan,'' kata sumber itu.
Djoko Santoso dikenal sebagai figur yang disegani para prajurit di daerah-daerah perbatasan karena memberikan atensi khusus. ''Kalau kaporlap terlambat sampai di pos-pos terluar, komandannya bisa dapat teguran,'' katanya. Kaporlap adalah perlengkapan perorangan lapangan yang lazim diberikan kepada prajurit TNI.
Calon kuat pengganti Djoko Santoso adalah Laksamana Agus Suhartono yang merupakan lulusan Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) 1978. Agus pernah menduduki sejumlah pos penting di lingkungan TNI-AL. Pria kelahiran Blitar, 25 Agustus 1955, itu, antara lain, pernah menjabat komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim, asisten operasi KSAL, Pangarmabar, dan terakhir Irjen Departemen Pertahanan. ''Pak Agus juga dikenal sangat care kepada anak buah,'' katanya. Sesuai dengan mekanisme perundang-undangan, calon panglima TNI akan diajukan presiden ke DPR untuk memperoleh persetujuan.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Strategi Pertahanan Indonesia Rizal Darmaputera menilai figur angkatan bukan menjadi parameter utama menilai calon panglima TNI. ''Tapi, komitmennya untuk mengawal reformasi militer dan menjaga kualitas profesionalisme prajurit,'' kata Rizal.
TNI, kata Rizal, selama ini selalu digoda bujuk rayu politik dan syahwat kekuasaan oleh kelompok-kelompok kepentingan. ''Komitmen TNI untuk mengawal demokrasi dalam batas-batas yang disepakati harus dilanjutkan calon panglima TNI berikutnya,'' ujarnya.
Di bagian lain, Ketua Komisi I DPR Kemal Azis Stamboel mengatakan belum mendengar kabar tentang pergantian panglima TNI. DPR baru akan bersikap setelah ada pemberitahuan dari pemerintah. ''Kita ikuti saja prosedurnya sesuai undang-undang,'' katanya.
Sumber: JAWAPOS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment