Ist
MERAUKE, KOMPAS.com - Panglima Kodam Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Erfi Triasunu menduga ada upaya penyerangan terhadap pos Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Papua Niugini di pos Nasem, Merauke, Papua. Hal itu bertujuan ingin menciptakan situasi tidak kondusif di Papua.
”Di mata Kodam Cenderawasih itu kriminal, yang mungkin karena saya belum bisa mengatakan pasti, ada yang mengendalikan dengan harapan keinginannya bisa tercapai, yaitu ingin membuat situasi daerah tak kondusif. Saya tidak mau menuduh siapa-siapa dulu. Mereka punya tujuan sendiri membuat situasi tidak kondusif,” kata Erfi di sela-sela melihat kesiapan pasukan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Papua Niugini (PNG) di pos Nasem, Merauke, Papua, Selasa (1/2/2011).
Seperti diberitakan sebelumnya, dua warga Kampung Nasem, Distrik Merauke, Kabupaten Merauke, Papua, Jumat (14/1/2011), Klemen Samkakai dan Amandus Galum, tewas ditembak aparat TNI Satgas Pamtas RI-PNG di pos Nasem setelah berusaha merebut senjata api milik anggota TNI yang sedang berjaga.
Seorang anggota TNI Satgas Pamtas RI-PNG Batalyon Infanteri 132/ Bima Sakti, Prajurit Satu Sukirman, terluka. Lengan kirinya tertusuk anak panah. Peristiwa penyerangan tersebut terjadi pada pagi hari sekitar pukul 07.00 WIT (Kompas, 15/1).
Menurut Erfi, tindakan aparat menembak pelaku penyerangan sudah sesuai prosedur yang berlaku. Sebelum menembak pelaku, aparat juga sudah mengeluarkan tembakan peringatan. ”Mereka menyerang dan ingin merebut senjata. Langkah (aparat) tersebut sesuai prosedur,” ujarnya.
Terkait kemungkinan motivasi penyerangan pos Satgas Pamtas RI-PNG Nasem, Erfi menyatakan, Kodam masih berupaya mengungkapnya. Untuk itu, Kodam XVII/Cenderawasih telah berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah Papua. ”Saya sudah perintahkan agar setiap anggota TNI bertugas selalu sesuai tugas pokok dan prosedur tetap,” kata Pangdam.
90 lokasi pos Menurut Pangdam, pos-pos Satgas Pengamanan Perbatasan RI-PNG sebanyak 94 lokasi akan tetap dipertahankan dan tidak akan ditarik pascainsiden penyerangan itu.
Jumlah pos Pamtas RI-PNG justru masih kurang dari kebutuhan. Ini karena masih adanya potensi ancaman yang datang, baik dari dalam maupundari luar. Tidak menutup kemungkinan jumlah pos satgas pengamanan perbatasan akan ditambah sesuai tingkat ancaman.
”Penempatan pos berdasarkan prediksi ancaman. Ancaman dari dalam dan luar, kerja sama luar dan dalam. Ancaman itu selalu ada di mana-mana, makanya kita siaga terus,” katanya.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment