Ditambahkan pamen asli Malang, Jawa Timur tersebut bahwa pergantian tersebut rutin digelar setiap sebulan sekali. “Tergantung cuaca”, serta tantangan yang dihadapi bukan hanya ombak dan angin yang besar.
“Setiap tim yang berangkat, selain berhadapan dengan cuaca yang bisa berubah buruk sewaktu-waktu, tim juga sangat berpotensi berhadapan dengan berbagai bentuk intimidasi dan gangguan dari pihak Malaysia.” Karena itu, Alumni AAL 37 tahun 91 ini menyampaikan kepada segenap masyarakat maritime di Nunukan dan sekitarnya juga ikut setidaknya memperhatikan kondisi Suar Karang Unarang, untuk selanjutnya melaporkan ke Pangkalan TNI-AL Nunukan apabila terjadi keadaan yang mambahayakan dan mengancam kedaulatan Negara.
Suar Karang Unarang dan benderanya bukan hanyalah benda, namun merupakan wakil dan perlambang kedaulatan Negara di wilayah perairan Karang Unarang. Apabila Karang Unarang aman, maka insyaallah, akan aman pula nelayan RI melaut dan mencari ikan disana” tambahnya.
Sumber: TNI AL
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment