Beberapa waktu yang lalu, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Twitter sebagai salah satu contoh ancaman bagi keamanan negara nonmiliter. Sementara, Menkominfo Tifatul Sembiring mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari Twitter karena cicitan layaknya Wikileaks tidak laku di Tanah Air.
Simpang siur pernyataan kedua menteri tersebut mengundang reaksi dari anggota komisi I dari Partai Demokrat, Roy Suryo. Menurutnya, Kemenhan, Kemenkominfo, dan Komisi I selayaknya berkonsolidasi mengenai tindakan preventif perihal cicitan di Twitter.
Ia juga sudah mengonfirmasi dengan juru bicara Kemenhan dan menyatakan bahwa tidak akan ada tindakan represif atau pemblokiran terhadap Twitter.
"Saya sudah bicara dengan jubir Kemenhan, dan tidak akan ada tindakan represif untuk Twitter," ujar Roy yang dihubungi mediaindonesia.com, Minggu (30/1). Namun, di sisi lain, pakar IT tersebut setuju dengan pernyataan Purnomo yang mengatakan Twitter dapat menjadi ancaman.
"Saya setuju jika Pak Purnomo menganggap Twitter itu ancaman. Mungkin ke depannya Kemenhan harus buat infrastruktur sebagai langkah antisipasi," katanya.
Namun , ditegaskannya, kicauan di Twitter akan tetap bebas sebab masyarakat penggunanya juga sudah dewasa. "Yang namanya kicauan ya bebas. Isu ini kan muncul setelah ada akun itu. Biarkan saja kita juga enggak tahu kicauannya benar atau hanya ilusi," imbuhnya.
Mengenai siapa orang yang ada di balik akun @benny_israel, dalam kapasitasnya sebagai pakar telematika, Roy menjawab, "Kita sama-sama tahu kalau itu inisial 'A'."
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment