Hal itu diutarakan oleh anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP Helmi Fauzi, dalam diskusi di kantor Human Right Working Group (HRWG) di Jakarta, Rabu (28/3).
"Jika membahas sampai detail spesifikasinya, kita memang tidak punya kapasitas. Kualitas anggota DPR menyangkut hal-hal yang teknis itu ada keterbatasan. Siapa pun anggota DPR-nya tidak mungkin mampu untuk benar-benar paham. Misalnya pesawat F16, itu ada blok-bloknya dan spesifikasi khusus. Mustahil paham jika bukan benar-benar ahlinya," kata Helmi.
Selain itu, Helmi juga mengatakan Komisi I sering kali hanya dijadikan 'tukang cap stempel' oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dalam pengadaan alutsista.
"Kita sering dikejutkan ketika Kemenhan datang dengan kontrak yang ternyata sudah ditandatangani. Padahal dibahas saja belum. Kita tidak pernah diikutkan dari awal," katanya lagi.
Seperti diketahui, beberapa hari lalu Komisi I membahas proses pengadaan alutsista dengan Kemenhan, khususnya untuk pengadaan enam unit Sukhoi. Rapat kerja terkesan tidak komprehensif dan anggota DPR hanya mengulang-ulang pertanyaan yang telah ditanyakan sebelumnya. Kemenhan pun menolak membuka performance invoice pengadaan sukhoi atas dasar kerahasiaan negara.
"Hal-hal teknis terkait pengawasan menjadi sangat rumit karena tidak semua orang paham. Kemenhan pun tidak mau membuka kontrak. Yang bisa kita lakukan hanya menyesuaikan proses pengadaan sesuai dengan renstra (rencana strategi), postur dan proyeksi keamanan kita," tandasnya.
Sumber : Media Indonesia
Berita Terkait:
ALUTSISTA
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Komisi I : Pemotongan Anggaran Kemhan Bisa Ganggu Target MEF 2014
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Untuk Perisai Udara, Indonesia Akan Dilengkapi Oerlikon Skyshield
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I : Kerja Sama Alutsista dengan Inggris Harus Dibatalkan
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Kasad Terima Presdir Avibras, Bahas Astros II
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- Komisi I Berencana Kunker ke Ukraina Untuk Jajaki Kerja Sama Persenjataan
- Bank BRI Siapkan Rp 1 Triliun untuk Biayai Alutsista Indonesia
- PBB Desak Konsensus Perjanjian Perdagangan Senjata
- Presiden : Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya
- Industri Pertahanan Nasional Sudah Menguasai Teknologi Level Menegah
- Menhan : Presiden Jajaki Kerja Sama Alutsista Dengan Jerman Dan Hungaria
- Pengamat : Industri Pertahanan Butuh Kepastian Dari Pemerintah
- Ketua DPR : Beban Hutang Luar Negeri Picu 'Seretnya' Pengadaan Alutsista
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
1 komentar:
kan ada stap ahli pak di komisi 1 masak kagak di manfaatin, lagian mreka (stap ahli) sudah ada anggaran biayanya.... kok aku jdi bingung dgn ucapan bapak... sori wortel bapak klo aku salah ngomong...:)
Post a Comment