Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Pramono Edhie Wibowo, mengatakan hal itu usai menghadiri acara bakti sosial operasi katarak, hernia, dan bibir sumbing bekerja sama antara Kodam III Siliwangi, Yayasan Buddha Tzu Chi, Smile Train dan Kodiklat TNI AD di Rumah Sakit Dustira, Kota Cimahi, Jawa Barat, Kamis (4/3/2010).
Pangdam menjelaskan, karena baru pelayanan kesehatan baru tercapai 70 persen, upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut ialah dengan melakukan pelayanan masyarakat umum yang hasilnya disubsidisilangkan untuk pelayanan pasien dinas. "Memang benar, terkait tunjangan kesehatan bagi prajurit, negara sudah semaksimal mungkin memberikan pelayanannya, namun memang belum dapat terpenuhi hingga 100 persen," katanya.
Dikatakannya, dari kemampuan biaya yang dimiliki saat ini, untuk pelayanan kesehatan para prajurit TNI memang baru dapat melayani sekitar 70 persen saja dari kebutuhan yang ada.
Oleh karena itu, para pengelola rumah sakit berupaya mencari dana tambahan dengan cara menggalakkan pelayanan masyarakat umum untuk kemudian hasilnya akan disubsidi silang untuk pelayanan pasien dinas dari TNI.
Dengan demikian, kata Pangdam, peran dari yayasan-yayasan yang selama ini membantu pihaknya menjadi cukup besar. "Oleh karenanya, saya mengajak kepada yayasan dan masyarakat lainnya yang memiliki kemampuan lebih untuk bergabung," ujarnya.
Ia menilai masalah kesehatan di negara Indonesia ialah tanggung jawab semua elemen. "Berbicara tentang mutu manusia Indonesia itu harus sehat, jika itu sudah tercapai, kita bisa melakukan peningkatkan di aspek yang lain serta dapat bersaing dengan negara yang lainnya di berbagai bidang," katanya.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment