
JAKARTA--MI: Satu skuadron pesawat jenis OV-10 yang digunakan TNI AU untuk menghalau kekacauan (counter insurgency) telah habis masa pakainya sejak dua tahun lalu. Pemerintah mau tak mau harus mengadakan pengganti pesawat tersebut untuk mengisi kekosongan.
Hal ini disampaikan oleh Dirjen Ranahan Laksda Gunadi kepada wartawan di Jakarta, Jumat (5/3).
"Kredit ekspor ini kejelekannya memakan waktu lama, 31 bulan baru selesai. OV-10 ini sudah dipakai sejak perang Vietnam. Jadi, dari tahun 60-an sudah dipakai. Sekarang sudah dikandangkan semua. Sudah dari dua tahun yang lalu, meski secara berangsur-angsur. Sekarang tidak ada lagi," ujar Gunadi.
Pesawat OV-10 Bronco mampu melaksanakan manuver dengan kecepatan tinggi dan rendah serta dapat take off dan landing pada landasan yang pendek. Perannya sementara hanya digantikan jenis pesawat patroli jenis CN 235, CN 212, dan Boeing yang tidak mampu menggantikan posisi OV10 sepenuhnya. Pasalnya, pesawat patroli maritim tak bisa digunakan untuk penyerangan darat (ground attack).
"Kita masih punya pesawat patroli seperti boeing jenis maritime patrol. Ada juga CN 235, CN 212. Tapi, itu beda dengan OV-10 yang counter insurgency. Mereka tidak ada senjata, sementara OV-10 bisa ground attack," jelasnya.
Ia mengaku kaget jika DPR sudah mengumumkan penolakan atas pengadaan pesawat pengganti OV-10 yang disebut-sebut akan diganti dengan Super Tucano buatan Brazil. Pasalnya, proses pengadaan sedang pemrosesan di TNI AU setelah sebelumnya ditetapkan dalam tahap pembahasan di tingkat dewan kebijakan penentuan alut dan alutsista TNI di Mabes TNI, belum sampai ke Kementerian Pertahanan. Wanjaktu juga menetapkan alokasi pinjaman pemerintah sebesar US$ 142 juta.
TNI AU sendiri telah menilai pada beberapa alternatif pesawat serupa yaitu L159A (ceko), M346 (Italia), K8P (China), EMB-314 (Brazil) dan KO-1B (Korea).
"Yang tahu persis spektek yang dibutuhkan itu adalah pengguna. Kami sendiri tidak berani mengubah yang diusulkan angkatan. Nanti Mabes TNI yang mensinkronkan apa bisa diterapkan di angkatan. Proses pemilihannya tergantung mana yang diberi nilai tertinggi," tukasnya.
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
TNI AU
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Lanud Supadio Dilengkapi Dengan Rudal QW 3
- Komisi I Mau Pastikan Pesawat Tempur Sukhoi Baru Sudah Bersenjata
- Dua Pesawat Tempur Su-30MK2 Tiba Di Tanah Air
- TNI AU Kembali Terima 8 Mesin Sukhoi Dari Rusia
- Kemhan Belum Membayar Dua Pesawat CN 295
- 2013, TNI AU Akan Lengkapi Satu Skuadron Sukhoi
- Skuadron 15 Iswahjudi Terima Tim Dari Korea Aerospace Industries
- Pesawat Tanpa Awak Tiba Akhir 2013
- TNI AU Tolak Lanud Iswahyudi Untuk Kepentingan Sipil
- Status Lanud Pekanbaru & Pontianak Jadi Kelas A
- Perkuat Selat Malaka, Satu Skuadron F-16 Disiapkan di Pekanbaru
- Jupiter Aerobatic Team (JAT) Dan Team Dynamic Pegasus Akan Tampil Di HUT TNI AU
- Dua Sukhoi Baru TNI AU Sukses Test Flight
- Pesawat Antonov Kembali Kirim Empat Mesin Pesawat Sukhoi TNI AU
- Super Tucano Lakukan Ujicoba Pengeboman Di Lumajang
- Dua SU-30 MK2 Sudah Tiba Di Makassar
- Jupiter Aerobatic Team TNI AU Akan Tampil Di Malaysia
- Besok, Dua Pesawat Tempur Sukhoi Tiba Di Lanud Hassanudin
- KSAU Terima Kunjungan Dubes Korsel
- TNI AU Kirim Enam Pilot Untuk Pelatihan Pesawat T-50 Dan T/A-50
- 2013, Anggaraan TNI AU Naik 8,3 Persen
- TNI AU Bentuk Satgas Untuk Menangani Kecelakaan Hawk 100
- Gemuruh Super Tucano di Langit Malang Raya
Pesawat Tempur
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Wamenhan : KKIP Berhasil Yakinkan Komisi I Tentang Program KFX/IFX
- Rusia Berharap Bisa Negosiasi Su-35 Kepada Indonesia
- Indonesia Siapkan Dana Rp. 15 Triliun Untuk Pengembangan IFX
- Siapapun Presiden Nanti, Harus Komitmen Dengan Proyek KFX
- EADS Tawarkan Dana Segar $ 2 Miliar Bila Menang Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Komisi I Mau Pastikan Pesawat Tempur Sukhoi Baru Sudah Bersenjata
- Komisi I : Penundaan Sepihak Proyek KFX Ganggu Hubungan RI-Korsel
- Dua Pesawat Tempur Su-30MK2 Tiba Di Tanah Air
- Ini Alasan Korsel Tunda Proyek Pesawat Tempur KFX
- KSAU : TNI AU Tolak Hibah Pesawat Tempur F-5 Korsel
- Menhan : KFX Ditunda, Karena Indonesia Dan Korsel Ingin Buat Selevel F-35
- TNI AU Kembali Terima 8 Mesin Sukhoi Dari Rusia
- 2013, TNI AU Akan Lengkapi Satu Skuadron Sukhoi
- KAI Gelar Seminar "2013, KFX Harus Segera Diimplementasikan"
- Menhan Masih Mempertimbangkan Hibah F-5 Dari Korsel
- Korsel Paham Kekuatiran Indonesia Atas Penundaan KFX
- EADS Menantang Boeing Dan Lockheed Martin Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Perkuat Selat Malaka, Satu Skuadron F-16 Disiapkan di Pekanbaru
- Dua Sukhoi Baru TNI AU Sukses Test Flight
- Komisi I : Kami Menyanyangkan Progam Pengembangan KFX Tidak Bejalan Mulus
- Ini Jawaban Kemhan Penyebab Tertunda Pengembangan Pesawat Tempur KF-X/IF-X
0 komentar:
Post a Comment