Jakarta - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menyatakan, saat ini bentuk ancaman telah bergeser dari ancaman militer menjadi ancaman non militer. Paradigma perang juga telah bergeser, dari bentuk perang konvesional menjadi perang dalam segala aspek kehidupan.
“Hal ini ditandai oleh timbulnya konflik bersenjata di antara anak bangsa seperti yang terjadi di berbagai tempat di dunia,” kata Agus saat berbicara dalam Konferensi Regional PBB Ke-3 (The 3rd UN Regional Conference Workshop) di Hotel Sultan Jakarta, Rabu 23 Maret 2011 kemarin. Konferensi yang telah digelar selama tiga hari berturut-turut itu kemarin secara resmi ditutup.
Konferensi ini digelar sejalan dengan perubahan paradigma ancaman tersebut, terutama terkait Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Pertemuan yang diikuti perwakilan sejumlah negara ini digelar untuk mencari solusi-solusi damai atas konflik yang terjadi di berbagai tempat di dunia.
Pertemuan juga akan mengarah pada kerja sama diantara negara-negara pengirim pasukan (TCC/Troops Cotributing Countries) dan negara-negara donor. Pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Regional PBB ke 3 untuk wilayah Asia ini, dengan pertimbangan partisipasi Indonesia dalam berbagai misi pemeliharaan perdamaian PBB.
Sampai saat ini Indonesia menempati peringkat 16 Negara Penyumbang Pasukan (Troops Contributing Countries), dengan jumlah personil sebanyak 1.692 orang. Saat ini Indonesia terlibat aktif di 7 misi perdamaian PBB (UNPKO) yang tersebar di 6 negara yakni Lebanon, Sudan, Kongo, Liberia, Nepal dan Haiti.
Usai menutup pertemuan itu, Panglima TNI juga mengadakan pertemuan dengan Wakil Panglima Angkatan Bersenjata Australia Letnan Jenderal David Hurley dan Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Misi perdamaian (USG UNDPKO), Alain Le Roy.
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment