TANJUNGPINANG - Rudal yang ditemukan nelayan di 20 mil timur laut Pulau Mapur, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, diperkirakan bukan milik Tentara Nasional Indonesia.
"Dari pengecekan fisik yang kami lakukan sementara, diperkirakan rudal jenis Air to Ground tersebut bukan milik TNI walaupun hampir sama dengan jenis Fin Folding Aerial Rocket (FFAR) milik TNI Angkatan Udara," kata Komandan Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Lantamal IV Tanjungpinang, Mayor Laut (P) Hariyo Poernomo saat menunjukkan peluru kendali itu di Markas Lantamal IV Tanjungpinang, Selasa (22/3/2011) petang.
Di badan peluru kendali (rudal) yang memiliki panjang 150 cm dan diameter 15 cm tersebut tertera nomor kode 77646 ASSY 58709-1 REV N/C MFR 58730 W.O. 041962 JUNE 11 2009 AT SN 041962-051. Nama perusahaan atau negara yang memproduksi tidak tertulis.
"Dari penulisan June 11 2009, yang diperkirakan tanggal dan tahun produksi bisa dipastikan bukan buatan dalam negeri," ujarnya.
Hariyo mengatakan, rudal tersebut diperkirakan masih aktif karena baru berumur tiga tahun jika June 11 2009 tersebut merupakan tahun produksinya. "Biasanya masa aktif rudal mencapai 15 tahun," katanya.
Rudal tersebut diperkirakan bukan jatuh dari helikopter atau pesawat tempur, namun sudah diluncurkan tetapi tidak meledak. "Melihat fisik bagian belakang rudal, diperkirakan sudah diluncurkan, namun tidak meledak," ujarnya.
Dia meralat informasi sebelumnya yang menyatakan rudal ditemukan pada Senin (21/3/2011) pukul 16.00 WIB, karena roket tersebut baru terjaring kapal nelayan KM Mulya Jaya yang dinakhodai Iwan pada pukul 09.15 WIB, Selasa, pada titik koordinat 01 09 00 U-105 06 00 T.
Kepala Divisi Logistik TNI AU Mayor Kal Abidin Abubakar ditempat yang sama menyebutkan, dirinya belum pernah melihat rudal yang biasa digunakan helikopter atau pesawat tempur tersebut digunakan TNI AU.
"Saya belum pernah lihat, kami akan pastikan terlebih dahulu dengan menunggu tim ahli TNI AU," katanya.
Untuk sementara, rudal tersebut diamankan di Markas Pangkalan TNI AU Tanjungpinang.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment