Keempat KRI tersebut, yakni KRI Lemadang 804, KRI Kelabang 826, KRI Sibarau 847 dan KRI Sikuda 863, kata Komandan Pangkalan TNI AL Pontianak Kolonel Laut (P) Parno di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan, keempat KRI tersebut saat ini sedang bersandar di Pangkalan TNI AL Pontianak untuk melakukan pengisian logistik dan koordinasi, terkait pengamanan perairan Natuna dan Kalimantan Barat yang cukup strategis.
Selain itu, dalam beberapa hari ini keempat KRI dan personelnya akan beristirahat setelah dua minggu lebih melakukan patroli di perairan, katanya.
Wilayah operasional Lanal Pontianak memiliki tingkat kerawanan yang tinggi sehingga ke depan menjadi salah satu pilihan pemimpin komando sebagai wilayah pengembangan pertahanan matra laut di kawasan Barat.
"Karena kami dituntut proaktif memberdayakan segenap kemampuan dalam menjaga NKRI," ujarnya.
Komandan KRI Lemadang 804 Letnan Kolonel Laut (P) Teddie Bernard Hernawan mengatakan, keempat unit KRI itu akan melakukan patroli siaga tempur di perairan Natuna dalam menjaga keamanan dan keutuhan NKRI.
"Keempat KRI itu merupakan kapal patroli cepat, KRI Lemadang 804 merupakan kapal terdepan untuk menjaga tiga KRI lainnya, karena dilengkapi senjata anti permukaan dan udara yang merupakan buatan dalam negeri," katanya.
KRI Lemadang 804 termasuk dalam Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmabar yang bertugas mengamankan alur laut Indonesia yang operasinya di bawah Markas Besar TNI, kata Teddie.
Teddie menjelaskan, dua pekan lalu keempat KRI tersebut melakukan patroli siaga tempur di kawasan perairan Indonesia yang berbatasan dengan negara Malaysia, Singapura, Vietnam dan Thailand.
"Setelah selesai melakukan pengisian logistik, kami berangkat lagi melakukan patroli di perairan Natuna dan Indonesia pada umumnya," kata Teddie.
Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ada tiga wilayah perairan Indonesia yang menjadi primadona pencurian ikan bagi nelayan asing karena kaya akan ikan dan sumber daya kelautan lainnya, yaitu perairan Natuna, perairan Arafura, dan perairan Utara Sulut.
Pelaku pencurian ikan di perairan Indonesia, yaitu nelayan asal Vietnam, Thailand, RRC dan nelayan dari Malaysia.
Perairan Kalbar termasuk dalam Zona III bersama Natuna, Karimata dan Laut Cina Selatan dengan potensi ikan tangkap sebanyak satu juta ton per tahun. Jenis ikan bervariasi seperti tongkol, tenggiri dan cumi-cumi.
Luas areal perairan Kalbar sampai Laut Cina Selatan seluas 26.000 km, meliputi 2.004.000 hektare perairan umum, 26.700 hektare perairan budi daya tambak dan 15.500 hektare laut.
Sumber: ANTARA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment