ROMA, KOMPAS.com - PM Lebanon Saad Hariri, Rabu (21/4/2010) membantah kelompok Hizbullah menerima rudal-rudal Scud dari Suriah dan mengatakan tuduhan-tuduhan itu dilakukan Israel untuk mengancam negaranya.
"Tuduhan-tuduhan ini adalah sama dengan tuduhan senjata pemusnah massal terhadap Presiden Irak Saddam Hussein: Itu tidak ada." kata Hariri dalam wawancara dengan surat kabar Italia La Stampa.
"Israel sedang berusaha mengulangi skenario yang sama untuk Lebanon. Rumor-rumor tentang Scud hanyalah satu dalih untuk mengancam negara saya," katanya dan menyebut tuduhan itu tidak benar.
Presiden Israel Shimon Peres secara terbuka menuduh Suriah mengirim rudal-rudal Scud kepada milisi Hizbullah Lebanon.
Washington memanggil diplomat penting Suriah, untuk menyampaikan apa yang disebutnya tindakan provokatif pengiriman rudal-rudal itu, yang dikatakan merupakan ancaman pada Lebanon dan Israel.
Hizbullah adalah kelompok Islam Syiah yang didukung Suriah dan Iran, yang masuk dalam daftar hitam teroris AS, tetapi anggota pemerintah persatuan Lebanon.
Kelompok itu berperang melawan Israel tahun 2006 dan memiliki dukungan kuat di Lebanon selatan.
Suriah awal bulan ini membantah pihaknya membantu Hizbullah dengan rudal-rudal Scud, dan mengatakan Israel menggunakan tuduhan itu sebagai dalih bagi serangan militer.
Hariri, yang sering bertikai dengan Hizbullah di masa lalu, mengatakan kelompok itu menang secara sah dalam pemilu di Lebanon selatan dan senjata mereka hanya bisa dilucuti melalui dialog politik.
Hariri dan sekutu-sekutunya menuduh Suriah terlibat dalam pembunuhan mantan Perdana Menteri Rafik Hariri tahun 2005.
Pertikaiannya dengan Hizbullah, sekutu Suriah mengancam Lebanon ke perang saudara baru. Tapi ia lalu memperbaiki hubungan dengan Suriah dan membentuk satu pemerintah yang mengikut sertakan kelompok itu.
"Kami telah memperbaiki hubungan dengan Suriah. Presiden Suriah Bashar Al Assad dan saya telah memutuskan bekerjasama untuk memperbaiki hubungan kami dengan saling menghormati. Tentu saja, tidak bisa mengharapkan segala sesuatu dapat berubah dengan satu pertemuan, tapi kami akan mengatur itu." kata Hariri.
Hariri mengatakan satu pengadilan khusus yang dibentuk di Den Haag, Belanda untuk mengusut pembunuhan ayahnya itu harus diizinkan menjalankan tugasnya.
Hariri menuduh PM Israel Benjamin Netanyahu berusaha menentang proses perdamaian di Timur Tengah.
"Masalah riil adalah Israel tidak ingin menyerahkan daerah kepada Palestina dan mengakui solusi dua negara," kata Hariri yang mengunjungi Roma untuk satu pertemuan dengan PM Italia Silvio Berlusconi.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment