"Hal itu tidak pernah menjadi pilihan kami," kata Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Yu Myung-Hwan, dalam suatu ceramah. "Penyebaran kembali persenjataan nuklir harus sesuai dengan perjanjian dalam rangka keamanan global, dan berkaitan dengan itu, koordinasi kebijakan dengan Amerika Serikat adalah sebagai bagian dari strategi nuklir global yang pelik," katanya.
Persenjatan taktis nuklir AS dilaporkan ditarik dari Korea Selatan pada awal 1990-an, meski militer AS mempertahankan kebijakan "tanpa konfirmasi ataupun penolakan" berkaitan dengan keberadaan persenjataan nuklirnya di wilayah-wilayah tertentu.
Presiden AS, Barack Obama, telah berjanji akan membebaskan dunia dari senjata nuklir, dan pada awal bulan ini menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi (KTT) yang diikuti 47 negara di Washington, yang membahas dihentikannya bahan-bahan baku nuklir jatuh ke tangan kelompok garis keras.
Korea Selatan sendiri akan menjadi tuan rumah bagi KTT besar nuklir pada 2012 mendatang, dan Yu mengatakan, dia berharap kesempatan itu akan digunakan untuk menekan Pyongyang. "KTT itu akan memberikan pesan atau peringatan terakhir kepada Korea Utara, agar Pyongyang menyerahkan persenjataan nuklirnya. Ini akan menjadi kesempatan terakhir bagi Korea Utara untuk melakukannya," katanya.
Korea Utara, menurut Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, pada bulan ini, telah memiliki "antara satu sampai enam senjata nuklir." Korea Utara tahun lalu membuat kejutan kepada perundingan enam negara, karena dia berjanji akan menghentikan program nuklirnya untuk mendapatkan imbalan jaminan keamanan dan bantuan ekonomi.
Pada Selasa, Yu memperingatkan, bahwa perundingan enam negara yang terhenti tidak akan dilanjutkan jika Seoul mendapati, bahwa negara komunis itu terlibat dalam penenggelaman salah satu kapal perang di perairan peratasan yang mereka sengketakan. Karamnya kapal korvet berbobot 1.200 ton di Laut Kuning bulan lalu, setelah terjadi ledakan misterius pada kapal tersebut, telah meningkatkan ketegangan lintas perbatasan.
Terdapat kecurigaan-kecurigaan terhadap Korea Utara, meskipun Seoul tidak langsung menuduh Pyongyang terlibat dalam ledakan yang menyebabkan karamnya kapal itu. Perundingan enam negara melibatkan Korea Utara, Korea Selatan, Jepang, AS, Rusia dan China sebagai penyelenggara.
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment