
Menurut Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Agus Suhartono, dengan dana itu Angkatan Laut membuat rencana strategis yang akan terpenuhi dalam jangka waktu 15 tahun. “Seperti pengadaan kapal patroli, persenjataan pasukan khusus, dan stamper boat,” kata Agus di Sekolah Staff dan Komando Angkatan Laut, Rabu (21/4). Dana sebesar Rp 50,2 miliar tersebut, seluruhnya habis terserap untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan.
Pengefektifan APBN-P di sistem persenjataan itu, Agus melanjutkan, ditujukan untuk mencapai rencana TNI dalam menerapkan kekuatan pokok minimum atau zero growth. Pada kekuatan pokok minimum, Angkatan Laut mengefisienkan jumlah personil dan meningkatkan kemampuan persenjataan pasukan. “Karenanya, kami akan fokus pada pengadaan alutsista, peningkatan kemampuan alutsista, dan penghapusan kapal tidak yang produktif.”
Untuk pengadaan sistem persenjataan dan penghapusan kapal yang tidak produktif lagi, Agus tidak menjelaskannya. Namun untuk peningkatan kemampuan sistem persenjataan, Agus mencontohkan penambahan peluru kendali dari Rusia pada kapal Angkatan Laut yang berasal dari Jerman. Dan teknis penambahan kemampuan persenjataan kapal tersebut, Angkatan Laut akan melibatkan industri dalam negeri. “Pemasangan dan tansfer teknologinya menggunakan industri dalam negeri, agar ke depannya Indonesia bisa membuat sendiri,” ujar Agus.
Di kesempatan berbeda, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal TNI I Wayan Midhio, mengatakan dari anggaran Rp 2,7 triliun itu, Kementerian Pertahanan membaginya berdasar prioritas peralatan yang akan dibeli.
Anggaran itu yakni untuk senjata dan perlengkapan amunisi sebesar Rp 739 miliar, anggaran kendaraan bermotor sejumlah Rp 179 miliar, anggaran suku cadang sebesar Rp 366 miliar, anggaran untuk peralatan khusus sebesar Rp 799 miliar, dana untuk alat perlengkapan khusus senilai Rp 101 miliar, dana alat kesehatan prajurit sebesar Rp Rp 119 miliar, alat komunikasi sejumlah Rp 173 miliar, anggaran kantor dan rumah dinas sejumlah Rp 224 miliar, serta dana untuk pengembangan sistem sejumlah Rp 20 miliar. “Alokasi alutsista jadi prioritas utama dalam APBN-P 2010,” kata Wayan.
Anggota Komisi I Bidang Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat Tubagus Hasanudin, mengatakan Dewan masih mempertimbangkan permintaan anggaran senilai Rp 2,7 triliun dari Kementerian Pertahanan itu. “Kami masih mempelajarinya, mungkin akhir bulan April baru ada keputusan.” Komisi I, lanjut Tubagus, masih memerlukan penjelasan serta penjabaran dari Kementerian Pertahanan mengenai rincian anggaran yang diminta itu. “Ada tiga yang kami lihat, nilai guna, transparansi penggunaan, kemampuan negara,” ujar Tubagus.
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
ALUTSISTA
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Komisi I : Pemotongan Anggaran Kemhan Bisa Ganggu Target MEF 2014
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Untuk Perisai Udara, Indonesia Akan Dilengkapi Oerlikon Skyshield
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I : Kerja Sama Alutsista dengan Inggris Harus Dibatalkan
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Kasad Terima Presdir Avibras, Bahas Astros II
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- Komisi I Berencana Kunker ke Ukraina Untuk Jajaki Kerja Sama Persenjataan
- Bank BRI Siapkan Rp 1 Triliun untuk Biayai Alutsista Indonesia
- PBB Desak Konsensus Perjanjian Perdagangan Senjata
- Presiden : Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya
- Industri Pertahanan Nasional Sudah Menguasai Teknologi Level Menegah
- Menhan : Presiden Jajaki Kerja Sama Alutsista Dengan Jerman Dan Hungaria
- Pengamat : Industri Pertahanan Butuh Kepastian Dari Pemerintah
- Ketua DPR : Beban Hutang Luar Negeri Picu 'Seretnya' Pengadaan Alutsista
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
TNI AL
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kasal Resmikan Pembangunan Submarine Training Center (STC) Di Koarmatim Surabaya
- PT PAL : ToT Kapal Selam Korsel Rugikan Indonesia
- 2014, TNI AL Akan Kedatangan Helikopter AKS Secara Bertahap
- BPPT Dan TNI AL Kembangan Kapal Selam 15 Dan 22 Meter
- 2013, 37 BMP-3F Akan Diterima Marinir TNI AL
- PT DI Serahkan Tiga Heli Pesanan TNI AL
- PT PAL Akan Kerjakan 16 Unit KCR-60 TNI AL
- TNI AL Memilih Simulator Nautis Class A Untuk Pelatihan Kapal Perang Sigma
- KEEL LAYING Kapal Cepat Rudal (KCR-60 METER) TNI AL
- Patroli Perbatasan, Kapal Selam KRI Cakra Singgah di Sorong
- Satgas TNI AL Akan Mengawasi Pembuatan Dua PKR Di Belanda
- Kementerian Keuangan Setujui Pemusnahan Dua Kapal TNI AL
- Pangkalan Kapal Selam Akan Selasai Akhir 2013
- TNI AL Dan Amerika Lakukan Latihan Bersama
- TNI AL Setujui 50 Desain Awal Kapal Selam Buatan DSME
- TNI AL Bangun Kapal LST Dan BCM
- TNI AL Resmikan First Steel Cutting Pembangunan LST Ketiga
- KSAL : Keputusan Pembelian Kapal Perang Dari Inggris Masih Tangan Kemhan
- TNI AL Inginkan Tingkatkan Alih Teknologi Dengan AS
- Kemhan : Rudal C-705 Untuk Kapal Cepat Rudal Akan Tiba 2014
- Kapal Perang Jajaran Koarmatim Akan Laksanakan Latihan Artileri
- Menhan Akan Resmikan KCR Ke Tiga
- Pembentukan Tiga Armada TNI AL Selesai 2014
- Kemhan : Fregat Buatan Inggris Memiliki Kemampuan Di Atas Sigma
0 komentar:
Post a Comment