Jakarta (ANTARA News) - Sedikitnya 40 tim dari 38 perguruan tinggi akan bersaing kreativitas dalam Kompetisi Roket Indonesia (Korindo) yang akan digelar di Pantai Pandansimo, Srandakan, Bantul, Yogyakarta, 26 hingga 28 Juni mendatang.
Bidang rancang bangun muatan roket dikompetisikan bagi kalangan mahasiswa dengan tujuan menyiapkan bibit unggul dalam teknologi kedirgantaraan, khususnya peroketan, kata Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Ditjen Dikti Kemdiknas Suryo Hapsoro Tri Utomo di Jakarta, Selasa.
Suryo yang dalam penjelasannya didampingi Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Terapan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Soewarto Hardienata, dan anggota tim juri, Endra Pitowarno, mengatakan bahwa kegiatan itu akan digelar tiap tahun.
Kompetisi tahun ini bertema "Homing Meteo Payload", yang menilai rancang bangun muatan roket yang mampu kembali atau menuju sasaran yang telah ditentukan.
Sementara Soewarto Hardhienata mengatakan, muatan roket yang dilombakan yakni berbentuk silinder elektris yang berfungsi sebagai perangkat telemetri untuk meteorologi dengan menggunakan tiga macam sensor.
"Sensor dimaksud adalah temperatur, tekanan, dan kelembaban, pemandu arah terbang muatan menuju sasaran dengan menggunakan kompas, otonomous, dan mampu berkomunikasi dengan sistem kendali operator," katanya.
Masing-masing peserta akan mengikuti penilaian dalam tiga tahap, yaitu uji fungsional muatan, uji terbang muatan, dan presentasi data hasil uji terbang.
Kompetisi juga akan disaksikan obsever Asia-Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF) yang berasal dari Jepang dan Malaysia.
Para peserta akan diberikan biaya pengganti sekitar Rp4 juta per peserta, sedangkan hadiahnya maksimal Rp 10 juta untuk juara pertama.
"Kompetisi roket diadakan karena mempunyai nilai strategis. Roket bisa digunakan sebagai peluncur satelit ke ruang orbit, roket sonda pemantau cuaca dan atau sebagai pelontar peluru kendali dan roket balistik," katanya.
Sumber: ANTARA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment