Petang menjelang malam di lapangan Pusat Pendidikan Infanteri Cipatat, Kabupaten Bandung, Senin (21/6), saat bendera Merah Putih diturunkan. Terlihat puluhan prajurit TNI, Armed Forces Philippines, US Army, dan Royal Thai Army yang mengenakan seragam olahraga berdiri takzim memberi penghormatan.
Petang itu, mereka baru saja mengakhiri latihan gabungan Garuda Shield 2010 di Bandung, Jawa Barat. Selama 10 hari, TNI, US Army Pacific (USARPAC) yang berpangkalan di Hawaii, bersama militer Thailand, Brunei, Nepal, Filipina, dan Banglades berlatih dan bersaing dalam latihan Garuda Shield.
Aktivitas latihan
Ada tiga aktivitas latihan, yakni markas komando (CPX-Command Post Exercise), latihan lapangan (FTX-Field Training Exercise), dan bantuan kemanusiaan untuk misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (HCA-Humanitarian and Civic Assistance).
Latihan markas digelar di sebuah ruangan di Hotel Mason Pine di luar Kota Bandung. Markas komando menjadi pusat kegiatan gabungan markas tentara ”multinasional”.
Adapun latihan lapangan dan latihan misi kemanusiaan PBB digelar di kompleks Pusdikif dan perkampungan warga yang berada di sekitar kompleks.
Sejumlah kendaraan angkut berlapis baja milik TNI dan truk disediakan untuk latihan misi PBB. Setiap hari para anggota militer dari negara yang berbeda menampilkan keterampilan dalam menangani situasi lapangan saat menjalankan tugas PBB.
Salah satu skenario penting adalah perlucutan senjata di daerah konflik yang ditangani PBB. Skenario lain, ambush (jebakan) saat menjalankan misi PBB.
Seorang prajurit menceritakan, satu kontingen militer negara ASEAN sempat lalai menjaga bagian belakang ”konvoi PBB” saat tiba-tiba diserang.
”Kontingen tersebut berkonsentrasi menjaga bagian depan dan samping konvoi. Tiba-tiba ada rentetan tembakan dari arah belakang. Dalam situasi nyata, semua akan tewas,” kata prajurit itu. Namun, hasil penilaian dari latihan antarkontingen sengaja tidak diumumkan terbuka untuk menjaga semangat kerja sama.
Beberapa tempat ibadah dan fasilitas publik dibangun oleh anggota militer multinasional di perkampungan penduduk.
Sangat hargai
Kapten Lloyd Phelps, juru bicara kontingen USARPAC, mengatakan, pihaknya sangat menghargai kerja sama dan latihan yang digelar bersama. ”Ini menunjukkan hubungan harmonis antarpersonel angkatan perang dari Amerika Serikat, TNI, dan negara-negara sahabat,” kata Phelps. Adapun Mayor Anis dari Angkatan Darat Banglades mengaku, pihaknya senang bisa berbagi pengalaman.
”Kontingen Banglades adalah salah satu unit militer yang paling sering mendapat penugasan PBB. Kondisi alam Banglades yang kerap diganggu topan badai membuat tentara kami terbiasa menangani bantuan kemanusiaan,” ujar Anis yang pernah bertugas dalam misi kemanusiaan di Kosovo.
Kapten Leo, perwira TNI AD yang pernah bertugas di Lebanon, mengaku, latihan gabungan seperti itu sangat penting. ”Tugas nontempur sangat berguna bagi kesiapan pasukan dan mengangkat nama Indonesia dalam misi PBB,” ujarnya.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment