Terpilihnya Irak sebagai negara paling rentan teror kali ini, merupakan pengulangan dari prestasi tidak membanggakan yang juga diraih Irak tahun lalu.
Sementara terorisme sendiri memang kembali menjadi agenda global untuk gagalnya percobaan peledakan bom sebuah pesawat milik maskapai penerbangan Amerika Serikat (AS), pada 25 Desember tahun lalu.
Selain itu kekerasan yang dipicu oleh kelompok militan di Irak dan Afghanistan, menyebabkan kemunduran usaha kedua negara untuk mengusahakan stabilitas keamanan di negara tersebut. Demikian diberitakan Reuters, Rabu (17/2/2010).
Meskipun berdasarkan Indeks Resiko Teroris (TRI) yang dikeluarkan Maplecroft menunjukan keamanan di Irak telah meningkat, namun tetap saja skala serangan serta jumlah korban dan frekuensi serangan teror menjadikan negara teluk tersebut sebagai negara paling berisiko tinggi akibat kekerasan politik. Hal ini dibuktikan dengan korban warga sipil yang tewas mencapai angka 4.500 jiwa pada 2009 lalu.
Sedangkan Thailand menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang masuk dalam daftar ini. Kekerasan atas aksi kelompok warga muslim di Selatan Thailand menyebabkan Negeri Gajah Putih ini naik peringkatnya dari urutan 11 tahun lalu.
Naiknya peringkat Thailand ke urutan sembilan daftar ini, disebabkan oleh perlawanan kelompok separatis muslim yang beroperasi di wilayah Selatan Thailand. Konflik yang terjadi di wilyah yang berbatasan dengan Malaysia ini, telah menyebabkan lebih dari 3.900 warga tewas dalam kurun waktu enam tahun terakhir.
Pengerahan puluhan ribu pihak keamanan yang terdiri dari personil militer dan kepolisian, gagal untuk mencegah kekerasan di wilayah paling selatan Thailand tersebut. Selain itu Pemerintah Thailand juga dipusingkan dengan tidak adanya pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas tindak kekerasan yang terjadi selama ini.
Selain Irak diperingkat pertama, daftar ini juga menyebutkan Afghanistan diperingkat kedua negara paling rentan dengan ancaman teroris. Pakistan dan Somalia masing-masing berada di urutan tiga dan empat.
Lebanon berada di urutan lima daftar ini, diikuti India diurutan keenam, serta Aljazair dan Kolombia diurutan tujuh dan delapan, Thailand sebagai penutup berada diperingkat sembilan.
Kesembilan negara ini dianggap sebagai negara yang memiliki resiko teroris ekstrim. Beruntung bagi Indonesia, yang mengalami peristiwa pemboman dua hotel pada Juli tahun lalu, tidak termasuk dalam daftar ini. Tentunya hal ini membawa angin segar bagi potensi keamanan di Indonesia.
Sumber: OKEZONE
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment