
Petugas mengangkat tenaga kerja Indonesia (TKI) yang sakit turun dari Kapal Motor Labobar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (4/5). Kementerian Kesehatan mencatat ada 2.352 orang TKI bermasalah yang dipulangkan, terdiri dari 2.163 orang dewasa, 123 orang di antaranya ibu hamil, 93 anak-anak, dan 96 bayi. Para TKI tersebut dipulangkan karena melebihi masa tinggal (overstay) di Arab Saudi.
Jakarta - Para bajak laut Somalia memang tidak pilih-pilih sasaran. Tak hanya “menyikat” kapal kargo seperti halnya Sinar Kudus, kapal penumpang pun mau diembat. Kapal Motor (KM) Labobar milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) misalnya, juga tak luput dari incaran mereka.
Saat kapal Sinar Kudus masih dikuasai perompak, pertengahan April lalu, Labobar juga sempat melintasi perairan Somalia. Pada 10 April 2011, Labobar bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, untuk menjemput 2.928 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang terlantar di Arab Saudi.
Berangkat dari Tanjung Priok dengan kecepatan 20 knot perjam, Labobar dijadwalkan tiba di Jeddah, Arab Saudi dalam waktu 10 hari. Lebih dari separuh waktu yang direncanakan, kapal penumpang yang dilengkapi berbagai fasilitas ini mulai memasuki perairan Somalia, daerah yang ditandai sebagai zona merah perompakan.
Nah, saat melintasi zona merah inilah, empat speedboat kawanan perompak tertangkap radar sedang membuntuti Labobar. Satu speedboat perompak bahkan sudah sempat memepet kapal berkapasitas 3.000-an penumpang itu pada jarak yang cukup dekat.
Untungnya, sebelum para bajak laut ini melompat ke atas kapal Labobar, puluhan pasukan TNI yang ikut di kapal tersebut sudah lebih dulu menghambur ke haluan, memperlihatkan diri pada perompak. "Melihat ada kekuatan di atas kapal, mereka (perompak) kabur lagi," kata Komandan Detasemen Jala Mangkara Marinir, Kolonel (Mar) Suhartono, yang memimpin operasi pembebasan Sinar Kudus.
Sejak berangkat dari Jakarta, KM Labobar memang sudah dikawal oleh sekitar 75 orang tim pengamanan dan petugas pendukung yang ikut di dalam kapal. Asisten Operasi Korps Marinir, Kolonel (Mar) Eddy Setiawan mengatakan, setidaknya ada 20 anggota pasukan khusus TNI yang ikut di kapal Labobar. “Pasukan Marinir 16 orang dan empat anggota Komando Pasukan Khusus TNI AD,” kata perancang operasi militer pembebasan sandera Sinar Kudus ini kepada Tempo, Jumat pekan lalu.
Meski kawanan perompak berhasil dihalau, tak berarti Labobar benar-benar aman melintasi zona merah. Dua kapal perang TNI Angkatan Laut yang sudah berada di perairan Somalia untuk membebaskan Sinar Kudus, yakni KRI Yos Sudarso dan KRI Halim Perdana Kusuma, akhirnya harus mengawal kapal penumpang tersebut. Dua kapal jenis fregat yang berangkat ke Somalia sejak 23 Maret 2011 lalu itu, sudah berada dalam posisi siaga tak kurang 3 mil dari perairan Somalia.
KM Labobar melaporkan posisinya pada dua KRI itu dan meminta dukungan pengawalan. Laporan bahwa Labobar sempat dibuntuti bajak laut ini kemudian diterima Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal (Mar) Alfan Baharudin, yang ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Komandan Satuan Tugas Merah Putih, satuan operasi pembebasan sandera Sinar Kudus. Saat itu Alfan masih berada di Jakarta, belum menyusul pasukannya ke Somalia menggunakan KRI Banjarmasin. Laporan soal Labobar ini kemudian disampaikannya ke Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.
Dan, tugas yang diemban pasukannya pun bertambah, tak cuma membebaskan Sinar Kudus dari tangan perompak. "Ada tugas tambahan dari komando atas, dalam hal ini Panglima TNI untuk menjemput dan mengawal Labobar," kata Alfan kepada Tempo. Ia pun melanjutkan perintah Panglima TNI itu kepada pimpinan dua kapal perang TNI AL yang sudah berada di Somalia, Komandan Gugus Tempur Laut Armada Barat TNI AL, Kolonel (Laut) Taufikurrahman.
KRI Yos Sudarso dan KRI Halim Perdana Kusuma akhirnya berlayar meninggalkan daerah operasi pembebasan Sinar kudus di perairan El Dhanan, Somalia, dan berbalik arah untuk menjemput Labobar. Empat hari menyisir perairan Arab, ketiga kapal akhirnya bertemu di tengah laut. "Lalu di escort-lah Labobar oleh dua kapal ini," kata Alfan.
Dua KRI yang mengangkut berbagai perlengkapan tempur seperti tank BMP 3F, artileri howitzer, Sea Rider (speedboat Marinir) serta helikopter, ini kemudian mengawal Labobar hingga memasuki zona aman di Teluk Aden yang diapit Arab Saudi dan Ethiopia. Para perompak memang hanya beroperasi sampai mulut teluk yang berbatasan dengan Somalia itu. Setelah memastikan Labobar aman, KRI Yos Sudarso dan Halim Perdana Kusuma kembali berlayar selama empat hari menuju daerah operasi Sinar Kudus, yang sepekan lebih ditinggalkan.
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
Africa
- Wamenhan : Senegal Minta Fasilitas Kredit Buat Beli CN 295
- Misi Damai PBB, TNI Bawa Helikopter Mi-17V5 ke Sudan
- Afsel Ingin Bekerjasama Dengan Indonesia Dibidang Industri Pertahanan
- TNI AU Sedang Menjajaki UAV Buatan Afsel
- TNI Mendapat Medali PBB Di Kongo
- Interview Dengan Kolonel Laut A. Taufiqoerrochman Dalam Pembebasan MV Sinar Kudus
- TNI AL Siapkan Dua Opsi Pengawalan Untuk Mengatasi Perompakan
- Menhan : Dana Penyelamatan Korban Perompak Somalia Sekitar Rp 50 Miliar
- Presiden Berikan Tiga Tugas Operasi Militer Somalia
- Panglima TNI : 999 Personil Dikirim Atasi Bajak Laut Somalia
- Video : Liputan Khusus Pembebasan MV Sinar Kudus Dari Perompak Somalia
- Pemerintah Somalia Menyuruh TNI Untuk Invasi Daerah Perompak Somalia
- Militer China Serukan Serang Markas Perompak Somalia
- Liputan Khusus : Geregetan Tak Kunjung Serang Bajak Somalia, Drum pun Jadi Sasaran
- Liputan Khusus : Inilah Strategi 'Psy War' TNI Hadapi Lanun Somalia
- Liputan Khusus : KRI Yos Sudarso, Kapal Penyelamat Sinar Kudus di Teluk Bayur
- Liputan Khusus : Penantian 40 Hari dan 7 Jam Operasi Sinar Kudus
- Liputan Khusus : Info Intelijen Tak Akurat, TNI Batal Serang Lanun
- Liputan Khusus : TNI Sempat Sasar Kampung Bajak Laut Somalia
- Liputan Khusus : Operasi Sinar Kudus itu Dicek Langsung Presiden
- Liputan Khusus : Pemerintah Lamban Bebaskan Sinar Kudus?
- PT DI Serahkan CN 235 Ke Senegal
- Menhan Akan Beberkan Dana Pembebasan Kapal Sinar Kudus
- TNI Sedang Menjajaki Penempatan Kapal Perang Di Perairan Somalia
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
TIMTENG
- Indonesia Gandeng Turki Untuk Kembangkan Tank Ringan Dan Medium
- Harga Kemahalan, Sritex Batal 'Dandani' Tentara Irak
- Irak Berminat Pesan 500 Panser Buatan PT Pindad
- Indonesia Dan Turki Bahas Kerjasama Pertahanan
- Wamenhan : Ada Beberapa Alasan Irak Membeli Senjata Dari Indonesia
- Jubir Kemhan : Arab Saudi Juga Akan Membeli Senjata Buatan Pindad
- Jubir Kemhan : 5 Oktober, Degelasi Irak Akan Kunjungi Industri Pertahanan Indonesia
- Dirut Pindad : Irak Akan Berpaling Kepada Indonesia Dalam Kerjasama Industri Militer
- Dahlan : Irak Dan Uganda Tertarik Dengan Alutsista Buatan Indonesia
- PM Irak Kagumi Panser Anoa Buatan Pindad
- Irak Tertarik Senjata Ringan Buatan PT Pindad
- Wamenhan Terima Kunjungan Dubes Irak untuk Indonesia
- Militer Turki Anugerahi Bintang Kehormatan kepada Panglima TNI
- Turki Tawarkan Kapal Selam U-214 Kepada Indonesia Untuk Tahap Kedua
- Indonesia Akan Kirim Pasukan Perdamaian Ke Suriah Bila Dibutuhkan
- Komisi I Sarankan Kemhan Membeli UAV Dari Turki Atau Rusia
- Komisi I : TNI Juga Perlu Cermati Produk Alutsista Turki
- Kemhan RI – Kemhan Turki Lakukan Pertemuan Kerjasama Bilateral
- English News : Turkey denies losing deal for Indonesian Navy submarines
- DPR RI Tawarkan Kerjasama Ekspor Senjata Dan Baju Militer Ke Irak
- Turki dan Indonesia Segera Sepakati Kontrak Jual Beli Alutsista Senilai 400 Juta Dollar
- English News : Turkey Holding Rival Talks On Aircraft With Koreans And Swedes
- Militer Eropa Tidak Punya Dana Lagi Untuk Operasi Perang Besar-Besaran
- Irak Beli 36 Unit F-16 dari Amerika
- Dephan Turki: Indonesia-Turki Segera Capai Kesepakatan Pembuatan Dua Kapal Selam
1 komentar:
seharusnya biarkan perompak itu naik kapal dulu,,begitu nyampe diatas kapal langsung tembak mati oleh TNI..lumayan buat manasin senjata biar nggak macet
Post a Comment