Jakarta - Sebuah laporan rahasia PBB menyatakan Korea Utara dan Iran nampaknya secara reguler melakukan pertukaran teknologi pembuatan misil balistik nuklir.
Dengan melakukan pertukaran teknologi, masih menurut hasil laporan itu, kedua negara melanggar sanksi yang dijatuhkan PBB.
Laporan itu juga menyebut pertukaran dilakukan melalui negara ketiga. Sejumlah diplomat yang tidak ingin disebut namanya kepada Reuters menduga keras negara ketiga itu adalah Cina.
Laporan ini akan semakin memperkuat kecurigaan dunia terhadap dugaan kerjasama nuklir Iran dan Korea Utara.
Selain itu, laporan ini menyulut keprihatinan atas komitmen Cina dalam mendukung sanksi terhadap Teheran dan Pyongyang terkait pengembangan program nuklir.
Laporan itu diserahkan sebuah Panel Pakar PBB kepada Dewan Keamanan, Jumat (13/5) lalu.
Panel ini beranggotakan para pakar yang melakukan monitor terhadap pelaksanaan sanksi PBB terhadap Pyongyang setelah Korea Utara melakukan tes nuklir pada 2006 dan 2009.
Sanksi PBB itu antara lain melarang penjualan nuklir dan pertukaran teknologinya dengan Korea Utara, termasuk embargo persenjataan.
PBB juga melarang transaksi dagang dengan sejumlah perusahaan Korea Utara, membekukan aset dan larangan bepergian untuk sejumlah individu Korea Utara.
"Barang-barang yang terkait misil balistik yang dilarang diduga telah berpindah antara Korea Utara dan Iran dalam penerbangan reguler Air Koryo dan Iran Air," kata laporan itu
"Korea Utara juga menyewa pesawat jika dirasa barang yang akan dikirim akan mudah diketahui," lanjut laporan tersebut.
Sejumlah diplomat di Dewan Keamanan PBB menyatakan Cina nampaknya akan menentang publikasi laporan dewan pakar itu.
Sumber: DETIK
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment