Tujuh nelayan Malaysia sedang istirahat di Kantor Ditpolair Polda Kepri di Batam, Minggu (15/8/2010). Mereka ditangkap petugas DKP Kepri karena mencuri ikan di perairan Tanjung Berakit, Indonesia.
PADANG, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Malaysia Dato' Seri Dr. Ahmad Zahid bin Hamidi mengatakan dirinya belum mengetahui insiden penembakan ke udara oleh Polisi Diraja Malaysia pada patroli Satuan Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Batam.
Ahmad Zahid, Minggu (15/8/2010), di Kota Padang, usai menghadiri pelantikan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim oleh Mendagri Gamawan Fauzi di ruang sidang DPRD Sumbar mengatakan dirinya belum menerima laporan soal tersebut.
Menurut Ahmad Zahid, sejak dirinya berada di Kota Padang pada Sabtu (14/8) belum ada laporan yang diterimanya perihal insiden tersebut. Ia mengatakan, masih perlu mendiskusikan perihal tersebut dengan Menteri Dalam Negeri Malaysia sekalipun mengiyakan jika peristiwa itu melibatkan nelayan.
"Ah, nelayan ya," kata Ahmad Zahid.
Seperti diwartakan, hingga Minggu (15/8/2010) tiga petugas pengawas Satuan Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Batam di Pengerang, Johor, Malaysia masih ditahan Polisi Diraja Malaysia. Itu terkait dengan penangkapan lima kapal berbendera Malaysia berikut tujuh nelayan karena menangkap ikan di wilayah perairan Indonesia.
Polisi Diraja Malaysia sempat menembak ke udara sebelum memaksa lima kapal berikut tujuh nelayan Malaysia dibebaskan dan akhirnya membawa tiga petugas pengawas Satuan Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Batam ke Malaysia.
Nudirman Munir, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Golkar yang juga ditemui di Padang mengkritik keras insiden itu. "Ini insiden serius dan kita minta berkali-kali supaya pemerintah Malaysia menyadari ini. Kalau sampai terjadi konflik terbuka kan sangat disayangkan," kata Nudirman.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment