"Di Selat Malaka sudah ada tujuh kapal setiap hari dan di Selat Singapura ada empat kapal yang dioperasikan setiap hari. Saya kira jumlahnya sudah cukup," kata Agus seusai melakukan peletakan batu pertama perumahan nondinas TNI AL Griya Bahari Indah di Desa Pademonegoro Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, Sabtu (21/8).
Sebagai seorang prajurit, KSAL juga mengaku 'panas' dengan beberapa kali kejadian intimidasi dari kapal patroli diraja Malaysia. Namun TNI Al tetap akan mendukung proses diplomasi pemerintah yang saat ini masih diupayakan pihak kementerian luar negeri.
Menurut Agus, kedua negara perlu mempelajari bersama atau duduk dalam satu meja terkait penentuan batasan wilayah. Sebab hingga saat ini belum ada kesepahaman antara dua negara sehingga menyebabkan terjadinya beberapa kali kejadian yang menyebabkan hubungan kedua negara memanas.
Apalagi kejadian penangkapan tujuh nelayan Malaysia oleh kapal patroli Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di perairan Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau Minggu lalu (8/8) merupakan wilayah yang belum ada keputusan bersama antardua negara. Akibatnya, tiga anggota KKP yang mengamankan tujuh nelayan Malaysia justru ditangkap oleh Polisi Diraja Malaysia.
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment