"Kompleksitas ancaman yang dihadapi, semua komponen pertahanan negara dan unsur-unsur di luar komponen pertahanan dituntut untuk saling mendukung dan bersinergi satu dengan yang lain, serta senantiasa mengindahkan tataran dan lingkup kewenangann yang sudah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan," ujar Agus di Jakarta, Selasa (16/11).
Menurut dia, pertahan dan keamanan menjadi sangat penting untuk menghadapi isu maupun ancaman terhadap negara. Misalnya, ancaman konflik antarnegara (inter-state conflict), konflik dalam suatu negara (intra-state conflict) dan isu ancaman keamanan maritim yang melibatkan tiga negara pantai (littoral states). Selain itu, ancaman pertahanan itu muncul akibat adanya upaya perluasan peran keamanan melampaui wilayah kedaulatan negara di kawasan.
Sementara itu, Panglima TNI menjelaskan, dalam konteks regional, terdapat enam isu menonjol di kawasan, yaitu hubungan tradisional di Asia Pasifik, potensi konflik di Laut China Selatan, transformasi politik dan demokratisasi, separatisme dan fragmentasi politik, masalah keagamaan di Asia Tenggara serta isu kejahatan lintas nasional dan terorisme.
"Prioritas kerjasama pertahanan yang paling dominan untuk dikembangkan di lingkungan ASEAN dalam lima tahun mendatang adalah counter terrorism, peacekeeping operations, military medicine, maritim security dan humanitarian assistance and disaster relief (HADR)," ujar Agus.
Antisipasi Perkembangan
Secara terpisah, Kepala Staf Umum TNI Marsdya TNI Edy Harjoko mengatakan, personel TNI harus terus meningkatkan kemampuan, guna mengantisipasi perkembangan situasi pertahanan yang bisa mengganggu keamanan dan stabilitas nasional.
"Perkembangan situasi pertahanan negara saat ini diwarnai dengan berbagai peristiwa yang sifatnya multidimensi dan berpengaruh terhadap integritas negara," katanya.
Ia mengatakan berbagai peristiwa multidimensi itu akan membawa dampak positif dan negatif, baik langsung maupun tidak langsung terhadap situasi negara.
Terhadap dampak negatif yang bisa mengganggu keamanan dan stabilitas nasional, lanjut Edy Harjoko, TNI perlu melakukan langkah antisipasi dan peningkatan kemampuan, salah satunya melalui latihan operasi gabungan.
"Latihan ini bertujuan melatih panglima dan staf dalam pengambilan keputusan militer pada operasi laut gabungan, serta mewujudkan rencana operasi berdasarkan rencana tindakan kontinjensi," ujar Edy.
Sumber : SUARA KARYA
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
TNI
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I Akan Dorong Tambahan Anggaran Kesejahteraan TNI di APBN-P 2013
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Besok, 16 Ribu Prajurit TNI Latihan Tempur Di Situbondo
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Panglima TNI : Komnas HAM Itu Biadab!
- Pengerahan Pasukan TNI Di Papua Tunggu Perintah Dari Presiden
- Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi Alutsista TNI Sampai 2019
- Komisi I Minta TNI Laksanakan Pengadaan Alutsista Secara Maksimal
- Panglima TNI : 2014, Kekuatan Minimum TNI Capai 38% dari Target
- Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini
- 2012, TNI Belanja Alutsista Habiskan Rp 53,2 triliun
- Menhan : Alutsista TNI Membaik Tiga Tahun Kedepan
- TNI Rekrut 16 Calon Perwira Penerbang
- Kemhan Serahkan Pengajuan Anggaran Optimalisasi 2013 ke TNI
- Kemhan : Alutsista 2013 Akan Semakin Moderen
- Tim Inspeksi PBB Periksa Kesiapan Alutsista TNI Di Lebanon
- Menhan : Prajurit Harus Memiliki Semangat Juang, Walaupun Alutsista Terbatas
0 komentar:
Post a Comment