NUNUKAN,tribunkaltim.co.id - Hingga Jumat (19/11/2010) sore ini sudah ada lima kapal perang yang bertugas di wilayah perbatasan RI-Malaysia di Kabupaten Nunukan.
Tiga Kapal Republik Indonesia (KRI) sebelumnya memang telah bertugas di perairan sekitar Pulau Karang Unarang, sementara dua KRI lainnya baru didatangkan untuk memperkuat pengamanan perbatasan.
Pasop Pangkalan TNI Angkatan Laut Nunukan Kapten Laut (P) Ghofar mengatakan, diturunkannya KRI ke Nunukan untuk menambah kekuatan yang ada sebelumnya, tidak lepas dari kejadian yang terjadi di sekitar perbatasan RI-Malaysia di Pulau Sekaca.
Dalam kasus itu, empat nelayan Indonesia diduga telah dianiaya Polis Gerakan Am (PGA) Malaysia. "Dengan adanya kejadian di Sungai Kaca itu, TNI AL menambah pengamanan. Intensitas kita sebagai pengaman di laut ditingkatkan untuk lebih berhati-hati terhadap segala ancaman," ujarnya.
Komandan KRI Tedung Selar 824 Mayor Laut (P) Ranu Samaji mengatakan, KRI Tedung Selar ditarik dari tempat tugasnya di Selat Makassar untuk melakukan patroli di perbatasan RI-Malaysia di Karang Unarang, Ambalat.
"Ini kali keduanya kami melakukan patroli rutin ke wilayah Ambalat. Kita melaksanakan operasi rutin yang biasa digelar secara rutin. Rencananya sekitar 75 hari kami melakukan patroli," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, empat nelayan Indonesia Ermansyah, Budi Sabadri, Janirun dan Randi diduga disiksa Polis Gerakan Am Malaysia saat memancing di perairan perbatasan RI-Malaysia. Selain ditampar dan direndam di laut serta dipaksa berenang ke Pos Pamtas TNI AD Pulau Sekaca, para WNI itu juga diminta menyerahkan uang senilai Rp5 juta dan dua senapan angin.
Sumber: TRIBUN
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment