TEMPO Interaktif, Jakarta - Juru bicara Kepresidenan Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah mengatakan, pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Korsel Lee Myung-bak sempat membahas kerjasama industri pertahanan. Hal ini dilakukan di sela pertemuan Bali Democracy Forum di Nusa dua, Bali. "Produk yang diminati untuk alih teknologi," katanya ketika dihubungi, Sabtu (11/12).
Dia mengatakan, kerjasama industri pertahanan ini sudah lama dilakukan. Selain itu, Korea juga meminati sejumlah alat persenjataan buatan Indonesia. "Saya pikir Indonesia juga memiliki produk yang kompetitif," ujarnya. Namun, dia tidak bisa menjelaskan persenjataan yang akan dilakukan alih teknologi.
Juru bicara Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal I Wayan Midhio mengatakan Indonesia sedang mempersiapkan kerjasama pembuatan pesawat latih tipe T-50 dan KF-X yang kelasnya di tengah antara F-16 dan F-35. Rencananya, Indonesia bisa memproduksi pesawat ini dan prototipenya bisa terbang pada 2020.
Pesawat ini merupakan hasil riset Indonesia-Korea Selatan "Sudah ditandatangani MoU kerjasamanya, tinggal soal pembagian hak intelektualnya yang masih dibahas," katanya. Program ini melibatkan PT Dirgantara Indonesia. Sedangkan, Korea meminati membeli pesawat CN 235 dengan modifikasi.
Dalam persenjataan angkatan darat, Indonesia dan Korea juga bekerjasama dalam pembuatan panser jenis Anoa. "11 buah akan dipesan dan 11 diproduksi di Indonesia," katanya. Untuk pembuatan panser ini akan melibatkan PT Pindad. Sedangkan pembuatan kapal LPD (Landing Platform Dock) juga sedang dibahas alih teknologinya melalui PT PAL, Surabaya.
Sumber: TEMPO/MIK
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment