JAKARTA, Niat Indonesia untuk melakukan pemesanan terhadap pesawat tempur latih dan tertarik dalam memperluas armada pesawat tempur, helikopter dan pesawat angkutnya. Menteri pertahanan
Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, tiga kandidat pesawat tempur latih Korea Selatan, Rusia dan Republik Ceko, yaitu T-50, Yakovlev Yak-130 dan Vodochody Aero L-159. Purnomo mengatakan kepada AVIATION WEEK bahwa keputusan dibuat dengan cepat dan Indonesia menyediakan 16 pesawat, cukup untuk satu skuadron. "Hal ini sudah dalam tahap akhir," katanya, tanpa mencatat jangka waktu tertentu.
"Kami mencari pesawat yang dapat digunakan untuk pelatihan dan sebagai pesawat tempur serang ringan," katanya. " Fighter yang baik untuk mencegat pesawat ringan yang melintasi wilayah NKRI tanpa pemberitahuan sebelumnya." Indonesia membutuhkan pesawat tempur latih karena sebagian pesawat BAE hawks sudah digrounded, Purnomo mengatakan, Indonesia sangat mengalami kesulitan untuk mendapatkan suku cadang dan peralatan untuk Hawks. "Untuk meningkatkan hubungan, saya(purnomo) menegaskan bahwa Presiden BAE, berjanji akan melakukan pengadaan suku cadang dan peralatan untuk hawks." katanya, bila tidak ada perbaikan suku cadang dan peralatan maka Indonesia akan menggrounded hawks secara bertahap.
Korea Selatan mungkin akan memimpin dalam kompetisi untuk pengadaan pesawat tempur latih untuk TNI AU karena kedekatan hubungan strategis dengan Indonesia. "TNI AU sebagai pengguna pesawat tempur sedang melakukan pengkajian dan membuat evaluasi teknis untuk pesawat tempur latih tersebut" kata Purnomo.tetapi apabila AU telah membuat pemilihan pesawat yang terbaik.maka proposal akan diajukan ke markas besar TNI untuk disetujui,dan kemudian diserahkan kepada departemen pertahanan"katanya. Menhan "mengerti apa yang dibutuhkan oleh pemerintah," tambahnya".
Indonesia dan Korea Selatan menandatangani nota kesepahaman pada bulan Juli untuk mengembangkan sebuah pesawat tempur baru, KF-X, dimana PT DI ikut dilibatkan untuk memproduksi pesawat tempur tersebut. Purnomo mengatakan Indonesia ingin mulai memasukkan pesawat tempur KF-X dalam armada TNI AU pada tahun 2025 untuk mengantikan pesawat tempur F-16.
Tetapi dalam jangka pendek, Indonesia bisa mengambil keuntungan dari Lockheed Martin. "Kita mempunyai anggaran untuk membeli F-16 tipe terbaru atau menerima hibah f-16", kata Purnomo. "dengan menggunakan F-16 kita dapat mengupgrade sendiri (dengan bantuan luar negeri),yang membuat kami menjadi tertarik." Tetapi jika Indonesia menerima hibah F-16, maka harus memperhitungkan lifetime pesawat tempur tersebut. Indonesia telah memiliki F-16 A / B Blok 15 dan Purnomo menegaskan bahwa Indonesia ingin upgrade F-16.
Sekarang Amerika Serikat mencabut embargo atas Indonesia, tetapi ada beberapa masalah teknis yang akan terus kita kaji. Purnomo mengatakan Indonesia dapat mengupgrade F-16 dari perusahan non-AS karena "Ada Turki. Mereka memiliki armada terbesar F-16 setelah Amerika Serikat, "katanya.
Bell Helicopter dan Eurocopter baru-baru ini menerima tawaran melalui kerjasama dengan produsen pesawat PT DI, Karena PT DI bisa membantu dalam memproduksi helikopter. Purnomo mengatakan TNI baru-baru ini menandatangani kontrak dengan PT DI untuk pengadaaan 24 helikopter Bell 412EP. Ia juga mengatakan TNI AU juga membeli helikopter AS332 Super Puma, yang dibuat oleh PT DI.
Indonesia dalam waktu dekat juga membutuhkan helikopter untuk ditempatkan di korvet AL,heli ini jg dapat digunakan untuk peperangan anti kapal selam. 4 kapal korvet sigma buatan belanda yang telah dibeli baru baru ini,dan juga kapal korvet kelima yang dalam pengerjaan di PAL Surabaya.
Untuk kedepannya maka akan diadakan pembelian pesawat tempur Sukhoi. Indonesia telah mempunyai 10 pesawat tempur Sukhoi dan purnomo mengatakan pemerintah berencana membeli 6 lagi sehingga jumlahnya akan menjadi satu skadron.
Dalam hal transpor militer,upgrade model C130 yang sudah menua masuk dalam daftar belanja. Pemerintah juga berencana untuk membeli CN 235 dari PTDI serta mencari dan menggantikan psawat F 27 yang sudah tua dengan EADS CASA CN 295 dalam tender.
Sumber: AVIATION WEEK/MIK
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment