Dalam operasi itu, delapan bajak laut tewas. Presiden Korsel Lee Myung-bak pun memuji keberhasilan operasi penyelamatan tersebut.
"Militer kami telah melakukan operasi tersebut dengan sangat baik di bawah situasi yang sulit. Saya menghargai itu dan mengirimkan pesan dukungan," tutur Lee dalam pidatonya yang disiarkan stasiun televisi Korsel dan diberitakan kantor berita resmi Korsel, Yonhap, Jumat (21/1/2011).
Operasi ini mengakhiri misi pasukan Korsel di Laut Arab yang dimulai awal pekan ini. Dalam misi penyelamatan itu, kapal penghancur Korsel, Choi Young beserta sekitar 300 prajurit khusus SEAL dilibatkan untuk mengejar kapal Samho Jewelry yang dibajak tersebut.
"Pasukan khusus kami menyerbu kapal Samho Jewelry yang dibajak pagi tadi dan membebaskan semua sandera," kata Letjen Lee Seong-ho, kepala operasi tempur untuk Kepala Staf Gabungan Korsel.
"Dalam operasi, pasukan kami menewaskan beberapa pembajak Somalia dan seluruh sandera dikonfirmasikan selamat," ujar pejabat militer Korsel itu kepada para wartawan.
Diimbuhkan Lee, pasukan Korsel menangkap hidup-hidup lima pembajak Somalia. Keseluruhan ada 13 pembajak di atas kapal Samho Jewelry seberat 11.500 ton tersebut.
"Operasi ini meunjukkan tekad kuat pemerintah kita bahwa kita tak akan lagi mentolerir aktivitas ilegal oleh para pembajak," tandas Lee.
Dikatakan Lee, nakhoda kapal mengalami luka tembak di perutnya selama operasi penyelamatan. Namun kondisinya tidak membahayakan.
Kapal Samho Jewelry dibajak pada Sabtu, 15 Januari lalu di Laut Arab saat dalam perjalanan menuju Sri Lanka dari Uni Emirat Arab. Kapal tersebut mengangkut bahan-bahan kimia. Kapak tersebut membawa 21 kru yang terdiri dari delapan warga Korsel, dua WNI dan 11 warga Myanmar.
Sumber: DETIK
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment