Ada yang berbeda dalam pelayaran KRI Banjarmasin 592, Minggu (16/1). Di kapal TNI AL yang berlayar dari Jakarta ke Kepulauan Seribu itu ada dua acara yang berdampingan, yaitu silaturahim Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI yang baru Laksamana Muda Iskandar Sitompul dan acara PT Datascript dengan produknya, Canon.
Acara diawali dengan forum antara Iskandar Sitompul dan belasan pimpinan media massa. Bersama para kepala dinas penerangan dari TNI AU Marsekal Pertama Bambang Samoedro, Brigadir Jenderal Wiryantoro (TNI AD), dan Laksamana Pertama Tri Prasodjo (TNI AL). ”Kita harapkan ada konfirmasi biar seimbang, agar baik untuk bangsa dan negara,” kata Iskandar soal pemberitaan menyangkut TNI.
Ia mengatakan, telepon selulernya dan seluruh jajaran penerangan siap ditelepon 24 jam. ”Media jangan anggap TNI itu seram. Kami ingin terbuka,” katanya.
Acara dilanjutkan dengan tur kapal bagi para penumpang. Para distributor PT Datascript dan komunitas Canon berjalan-jalan dengan ditemani seorang pemandu dari awak kapal. Rupanya, KRI Banjarmasin 592 adalah kapal pengangkut pasukan. Jenis kapal landing platform dock (LPD) ini dibuat di PT PAL dengan bantuan Korea sebagai bagian dari proyek pembangunan LPD. Dua kapal dibuat di Korea, yaitu KRI Makassar dan KRI Surabaya. Dua lagi di PT PAL bersama dengan KRI Banda Aceh yang hampir rampung.
”Kalau kapal ini ditembak, lari ke mana yah?” tanya seorang distributor asal Surabaya. Ini pengalaman pertama naik kapal perang bagi sebagian besar peserta. Mereka berjalan-jalan hingga ke haluan, buritan, dek bawah, dan tempat sekoci. Percakapan mulai dari cerita-cerita seputar keadaan prajurit TNI AL hingga konflik Ambalat. ”Ini senjatanya di mana ya? Senjatanya harus bagus,” kata seorang pemuda dengan muka khawatir.
Kembali ke helipad tempat diselenggarakannya acara, panggung diisi dengan penarikan undian dan penghargaan kepada para distributor. Sambil menikmati makan malam, seperti mi ayam, sate ayam, udang goreng tepung, dan makaroni panggang, tiba-tiba dari arah panggung lagu ”Tick Tock” dari Kesha yang biasanya menggetarkan lantai dansa di diskotek mengentak. Tak disangka, acara dilanjutkan dengan pergelaran busana dari para prajurit TNI. Dua anggota Marinir berseragam tempur membuka pergelaran dengan terjun pakai tali dengan kepala di bawah.
Puluhan tamu segera bergerombol di bibir panggung. Bak model-model profesional, ada 80 prajurit pria dan wanita yang memperagakan seragam mereka, mulai dari pakaian dinas harian, pakaian dinas upacara, hingga pakaian tempur. Pengunjung berdecak kagum, misalnya, melihat para anggota korps wanita AD, AL, dan AU berpose dengan senyum manis.
Bisa jadi peristiwa tersebut menyiratkan wajah Mabes TNI yang lebih ramah. Artinya, komunikasi 24 jam itu benar-benar terwujud.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment