Peresmian Patung Jendral Sudirman Di kantor menhan jepang di Nippon, Jepang. (Foto: Alutsista)
JAKARTA (Suara Karya): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro bersama Menteri Pertahanan Jepang Toshimi Kitazawa sepaham untuk menggagas rencana kerja sama di bidang pertahanan antara Indonesia dan Jepang.
"Kerja sama antara Indonesia dan Jepang khususnya di bidang ekonomi sudah berjalan dengan sangat baik dan berlangsung cukup lama, maka sekaranglah saatnya untuk membuka kerja sama di bidang pertahanan," ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI I Wayan Midhio yang ikut mendampingi Purnomo Yusgiantoro di Jepang kepada Suara Karya di Jakarta, Senin (17/1).
Gagasan membuka kerja sama pertahanan RI - Jepang disampaikan Menhan saat berkunjung ke kantor Menhan Jepang di Nippon, Jepang.
Sebelumnya, Menhan RI dan Menhan Jepang menyaksikan peresmian patung Pembela Tanah Air (PETA) yang direpresentasikan dengan sosok pahlawan Jenderal Besar Sudir-man. Purnomo maupun Toshimi mengharapkan keberadaan patung Sudirman bisa menjadi simbol kerja sama baik bidang pertahanan RI dengan Jepang. Purnomo juga melakukan kunjungan ke Perdana Menteri Jepang, Naoto Kan dan Menteri Luar Negeri Jepang, Seiji Maehara.
Wayan Midhio menjelaskan, Indonesia mengapresiasi reformasi pembangunan di bidang pertahanan Jepang. Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang fleksibel menjalin kerja sama pertahanan dengan beberapa negara di Benua Eropa, Amerika dan Asia.
Atas dasar itu pula, Indonesia siap menjalin kerja sama pertahanan di berbagai divisi dengan Jepang. "Indonesia siap untuk melakukan kerja sama di berbagai sektor di bidang pertahanan," kata Wayan mengutip pernyataan Purnomo.
Sementara itu, Jepang mendapat penjelasan tentang sistem pertahanan di Indonesia. Menhan Purnomo Yusgiantoro menjelaskan, TNI mengalami perubahan signifikan dalam 12 tahun terakhir setelah reformasi. TNI lebih menghormati hak asasi manusia serta tidak lagi berpolitik dan berbisnis. Ke depan, TNI diproyeksikan menjadi militer yang lebih profesional sebagai alat pertahanan negara.
Namun demikian, Purnomo mengakui, di balik upaya pemerintah membangunan sistem pertahanan melalui profesionalisme TNI belum didukung industri pertahanan dalam negeri yang masih tertinggal.
Karena itu, Purnomo menawarkan kerja sama kepada Jepang dalam pembangunan proyek four in one. Empat bidang itu adalah pembangunan Pusat Misi Pasukan Perdamaian (PMPP), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) dan standby forces berupa pasukan batalion mekanis (mechanism battalion) yang siap dikerahkan setiap saat.
Galang Dukungan
Di luar substansi menggagas kerja sama pertahanan, kunjungan Purnomo ke Jepang untuk meminta dukungan agar Indonesia bisa menjadi Ketua ASEAN Defence Minister Meeting (ADMM) 2011. ADMM akan membahas masalah Laut Cina Selatan dan berbagai isu terkait dengan ASEAN Security Community.
Selain itu, Purnomo meminta dukungan Jepang agar membantu Indonesia sebagai co-host dalam Disaster Relief Exercise (DIREX) 2011 di Manado, Sulawesi Utara. "Meminta dukungan ini sekaligus mengundang Menhan Jepang untuk hadir dalam Jakarta International Defence Dialogue (JIDD) pada bulan April 2011," ujar Wayan.
Terkait rencana latihan yang melibatkan 27 negara ASEAN Regional forum (ARF) dalam DIREX 2011, Jepang punya peran sebagai co-host.
Sebelum melakukan lawatan ke Jepang, Purnomo melakukan kunjungan kehormatan kepada Menhan Thailand Jenderal Prawit Wongsuwan yang membicarakan masalah hubungan bilateral dan dukungan kepada Indonesia sebagai penyelenggara pertemuan ADMM 2011.
Sumber: SUARA KARYA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment