Kementerian Riset dan Teknologi memprakarsai lahirnya sebuah komitmen dalam bingkai konsorsium pengembangan Kapal Perang. Dengan dukungan dari Kementerian pertahanan dan TNI AL, telah diselenggarakan diskusi untuk membangun sinergi antara lembaga kebijakan, Lembaga penelitian dan akademisi, industri serta pihak user di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI Diponegoro).
Diskusi yang dihadiri oleh Asdep Produktivitas iptek Strategis (Kementerian Riset dan Teknologi), Kementerian Pertahanan, BPPT, Nasdec (National Ship Desain Center) – ITS, PENS, ITB, Ka Div Teknologi PT PAL, Dirut PT Dumas, Dirut PT Terafulk dan Komandan KRI Diponegoro serta Asisten Operasi Panglima Armada Timur –TNI AL menghasilkan sebuah pernyataan bahwa dengan seluruh kekuatan komponen bangsa, layak kalau Kapal Perang dibangun di Indonesia. Sebagai industri Utama PT PAL akan didukung oleh seluruh potensi dalam negeri, yaitu : BPPT, Nasdec ITS, PT Dumas dan PT Terafulk dalam pembangunan konstruksi kapal serta PT LEN, PENS-ITS dan ITB dalam pengembangan CMS.
Komitmen itu terbangun setelah tim melakukan diskusi dengan pihak Komandan angkatan laut dan Asisten operasi Panglima Armatim serta melakukan kunjungan ke dalam KRI Dipenegoro – Sigma Class buatan Damen Schalde Nabal Shipbuilding. Kunjungan dilakukan baik untuk mengamati konstruksi Kapal Perang maupun Sistem Manajemen Kombat.
Diharapkan konsorsium yang ada dapat berkontribusi baik dalam mendukung proyek pengembangan Kapal Perang Kementerian Pertahanan/ TNI AL maupun dalam proses updating dan maintenance Kapal Perang yang telah ada.
Sumber: RISTEK
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment