Gerbang masuk markas rahasia itu di Credenhill, Herefordshire, sempat tampil di internet, padahal sebelumnya tempat ini dilarang ditampilkan di peta demi alasan keamanan. Markas itu sempat diberi label "SAS Inggris" di peta online, bahkan ada tampilan 180 derajat dari sekeliling lokasi itu.
Pihak militer telah menegur agar Google mencabut foto-foto tersebut karena dikhawatirkan bisa mengundang serangan teroris.
Paul Keetch, tokoh Liberal Demokrat dari Hereford, berkomentar, "Citra-citra itu sungguh tak boleh (ditampilkan) di zaman yang berisiko terorisme ini. Saya tak mau ada teroris yang mendapat ide dari foto-foto itu dan akan sangat mengejutkan kalau fitur ini membantu musuh kita."
Ia juga menyatakan bahwa memang banyak orang sudah tahu di mana markas itu, tapi masalahnya adalah kalau ada tampilan yang begitu mendetail sehingga aspek keamanan gedung itu terancam, itu bisa jadi masalah.
Tampilan satelit dari Google Earth juga bisa memberikan gambaran tata letak gedung dan jenis-jenis mobil yang diparkir di sana.
Akan tetapi, Google bersikeras untuk membela fiturnya itu. Jubir Google Laura Scott menyatakan bahwa 20 persen dari populasi telah memakai Google Street View guna mencari rumah untuk dibeli dan fitur ini telah diluncurkan di 20 negara tanpa muncul masalah keamanan apa-apa.
"Google hanya mengambil gambar dari sudut pandang jalanan umum, tak ada bedanya dengan pemandangan yang dilihat orang kalau jalan melewati daerah itu, jadi tak ada ancaman keamanan yang berat. Kami bersedia mendiskusikan masalah apa pun yang mungkin timbul."
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
INGGRIS
- Komisi I : Kerja Sama Alutsista dengan Inggris Harus Dibatalkan
- Menhan : Indonesia Pantau Aktivitas OPM di Inggris
- Inggris Siap Berpartisipasi Dalam Pengembangan KFX
- Kemhan : Fregat Buatan Inggris Memiliki Kemampuan Di Atas Sigma
- Kemhan Kembali Kirim Tim Negosiasi Kapal Perang Ke Inggris
- Indonesia Meminta Rudal Kapal Perang Dari Inggris Diupgrade
- Indonesia - Inggris Bahas Tindaklanjut Pembelian Kapal Perang
- Menteri Pertahanan Inggris Kunjungi Indonesia
- Komisi I : Ke Depan Kami Menginginkan Transfer Teknologi Kapal Perang Dengan Inggris
- Menhan : Kita Hanya Bayar 20% Frigate Eks. Brunei Dari Inggris
- Indonesia Akan Beli Alutsista Dari Inggris
- KSAU : Kami Sedang Menunggu Ahli Dari Inggris Untuk Investigasi Jatuhnya Hawk
- Inggris Ingin Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Kemhan Tetap Ingin Membeli Kapal Perang Eks Brunei
- Komisi I Pertanyakan Pengadaan Kapal Perang Eks Brunai
- Kemhan dan TNI AU Bantah Belian 24 Pesawat Tempur Typhoon
- Pengamat : Inggris Tidak Mau Lewatkan Menikmati Kue Pertahanan Indonesia
- PM Cameron Tawarkan Rudal Starstreak Kepada TNI
- Komisi I Dan LSM : Tolak Pengadaan Kapal Perang Ragam Class
- Brunai Lebih Senang Kapal Perang Kelas Ragam Dibeli TNI AL
- AS Dan Inggris Kembangkan IFV Terbaru Untuk Mengganti Bradley dan Strykers
- Dubes Inggris : Inggris Tawarkan Typhoon Ke Indonesia
- BAE System Akan Membangun Perusahaan Di Indonesia Untuk Support Hawk Mk 109/209 TNI AU
- Kapal Perang Tiga Negara Merapat Di Tanjung Priok
- PACS Menghasilkan Kerjasama antara NCB Indonesia dan NCB Inggris
0 komentar:
Post a Comment