
Ia mengatakan itu di Jakarta, Selasa (16/3), sehubungan dengan rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang dijadwalkan berlangsung 23 hingga 25 Maret mendatang. Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga setuju dengan wacana, agar AS tidak dipaksa menormalisasi kerja sama militernya dengan Indonesia.
"Saya agaknya setuju dengan itu (tak perlu paksakan AS menormalisasi kerja sama militernya dengan RI), karena sebelum ke arah itu, kita perlu kaji bersama beberapa isu yang memang perlu klarifikasi," tegasnya lagi.
Dalam kaitan itu, menurutnya, perlu pembahasan bersama dengan melibatkan pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menjadi obyek sekaligus subyek dari kerjasama militer tersebut.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar yang juga mantan Ketua Komisi I DPR RI, Theo L Sambuaga, secara terpisah menilai, salah satu isu penting untuk dibicarakan ulang dalam kaitan peningkatan kerja sama militer kedua negara, ialah mengenai keikutsertaan para perwira TNI dari jajaran Kopassus, terutama dalam hal pendidikan serta latihan.
"Menurut saya, sangatlah tidak beralasan bila Amerika Serikat masih 'miring' soal Kopassus, sehingga tidak diikutkan dalam berbagai perjanjian militer dengan Republik Indonesia," katanya.
Indonesia harus tegas bahwa dalam peningkatan kerja sama di bidang pertahanan, yakni berbentuk antarmiliter misalnya melalui Pendidikan dan Pelatihan Militer Internasional (IMET). "Jika dalam konsep ini masih tidak mengikutkan Kopassus, itu tidaklah 'fair'," tandasnya.
Dalam kaitan peningkatan kerja sama antarmiliter dengan memprioritaskan modus IMET itu, Theo Sambuaga meminta AS agar mengikutsertakan perwira-perwira TNI dari Kopassus. "Selama ini memang AS belum mau memasukkan Kopassus dengan alasan tekanan dari Kongres AS yang selalu mengkaitkan Kopassus dengan kejadian-kejadian di masa lalu, seperti masalah HAM di Timor Timur dan lain-lain," katanya.
Theo Sambuaga menilai, tidak ada alasan bagi AS untuk selalu mengaitkan kerja sama militer (dengan melibatkan Kopassus) dengan kejadian-kejadian masa lalu tersebut. "Saya kira itu sudah tidak beralasan. Karena siapa pun yang melanggar hukum dan HAM itu sudah pernah melalui proses pengadilan secara terbuka, dan yang bersalah telah dihukum. Kita perlu tegaskan, janganlah menghukum institusinya. Ini tidak benar," tegas pakar politik, militer dan hubungan internasional ini.
Kalau kesalahan-kesalahan itu dikaitkan dengan institusi, demikian Theo Sambuaga, berarti memvonis intitusinya, dan itu tidak bisa dibenarkan, karena ini menyangkut personel, serta telah melewati suatu proses hukum secara terbuka.
Theo L Sambuaga mengatakan, Indonesia harus memperjuangkan agar Amerika Serikat (AS) meningkatkan kerja sama pertahanan dalam bentuk antarmiliter tersebut yang terbukti banyak manfaatnya bagi RI khususnya TNI.
"Peningkatan kerja sama antarmiliter itu, terutama yang paling menonjol berupa IMET ini, peningkatan itu harus dilakukan baik dalam hal frekuensi maupun jatah pengiriman perwira menengah TNI untuk belajar di AS," ujarnya.
Manfaatnya, menurut pakar politik, pertahanan dan hubungan internasional ini, sangat besar serta signifikan bagi peningkatan profesionalisme TNI. "Biayanya kan bisa diatur bersama, dan setahu saya terakhir per tahun mencapai US$900 ribu," ujarnya.
Hal yang ketiga, demikian Theo Sambuaga, ialah dalam hal pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista). "Dalam hal ini AS perlu membuka diri dengan memberikan kerja sama Alutsista strategis yang memang belum dapat diproduksi di dalam negeri kita, seperti misalnya radar, pesawat angkut jenis 'Hercules', pesawat tempur jenis F terbaru (termasuk F25), dan kapal-kapal patroli maupun kapal pemburu cepat," ungkapnya.
Itu semua, menurutnya, harus bisa dilaksanakan dengan skema keuangan lebih ringan dibandingkan yang ditawarkan oleh negara-negara Eropa, termasuk Rusia, Polandia, China, serta Korsel. "Selama ini memang diakui, kualitas dan presisi dari Alutsista AS lebih baik, juga teknologinya. Tetapi, skema keuangan itu selalu lebih rumit dan lebih mahal dibanding katakanlah jika kita membeli radar dari Prancis, pesawat tempur dari Rusia dan Alutsista Polandia. Ini semua yang harus kita perjuangkan saat Presiden Obama datang," tegas Theo Sambuaga lagi.
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
Kerja Sama
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Temui Presiden, Menlu Korsel Janjikan Peningkatan Kerjasama Pertahanan
- Proses Alih Teknologi Kapal Selam Korsel Masih Berjalan Alot
- Sharp Avionik K Gandeng Elbit System Dalam Pengembangan Proyek LAH Dan KFX
- Indonesia Dan India Bahas Implementasi Kerjasama Pertahanan
- Komisi I DPR-RI Kunjungi 6 Industri Pertahanan di Ukraina
- Komisi I Berencana Kunker ke Ukraina Untuk Jajaki Kerja Sama Persenjataan
- Indonesia Dan China Sepakat Tingkatkan Kegiatan Latihan Militer Kedua Negara
- Indonesia Dan Jepang Tingkatkan Kerjasama Kemitraan Strategis
- Menhan Sambut Baik Tawaran Kerjasama Industri Pertahanan Dengan Wallenberg Family Swedia
- Indonesia - Jerman Sepakat Untuk Kerjasama 16 Latihan Perang Bersama
- Menhan : Presiden Jajaki Kerja Sama Alutsista Dengan Jerman Dan Hungaria
- Dubes Korsel : Pergantian Presiden, Tidak Mempengaruhi Kerjasama Pertahanan
- Indonesia Tertarik Tank Leopard Dan Kerjasama Perkapalan Spanyol
- Menhan Spanyol Kunjungi Indonesia Untuk Membahas MoU
- KSAD Jepang Bertemu Presiden, Untuk Bahas Kerja Sama Pertahanan
- Inggris Siap Berpartisipasi Dalam Pengembangan KFX
- Indonesia Dan Ukraina Tingkatkan Kerja Sama Industri Pertahanan
- Kemhan Dan FSMTC Rusia Bahas Kerjasama Teknik Militer
- Indonesia Berharap Kerjasama Pertahanan Dengan Rusia Semakin Erat
- Menteri Pertahanan Inggris Kunjungi Indonesia
- Selain Rudal, Indonesia - China Kerjasama UAV Dan Pertahanan Elektronik
- Indonesia Dan China Sepakati Kerjasama Keamanan Maritim
USA
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- TNI AL Dan Amerika Lakukan Latihan Bersama
- KSAD Kecewa Dengan Hasil Negosiasi Apache
- KSAD : TNI AD Akan Beli 20 Helikopter Black Hawk dari AS
- TNI AL Inginkan Tingkatkan Alih Teknologi Dengan AS
- Indonesia Dan AS Punya Kepentingan Yang Sama Dalam Sengketa Wilayah
- Komisi I : Kami Berharap Kemhan Dan TNI AD Kaji Pembelian Apache
- Kemhan Lanjutkan Pembelian Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Hercules Untuk Retrofit Di ARINC, LLC USA
- Diplomat AS : AS Harus Tingkatkan Hubungan Militer dengan Indonesia
- Lockheed Martin Dan PT CMI Teknologi Siap Memproduksi Radar Untuk Program NASRI
- AS Setujui Pengadaan 180 Unit Rudal Anti Tank Javelin Kepada Indonesia
- Dubes AS : Kami Senang Bisa Ikut Dalam Indo Defence 2012
- TNI AD Tunda Pengadaan Heli Apache Karena Terbentur Anggaran
- Dubes AS : Senat AS Dukung Heli Apache Dijual ke Indonesia
- Pengamat : Adakah 'Permainan' Di Balik Pengadaan Apache Indonesia
- Panglima TNI : TNI AD Masih Kaji Pembelian Helikopter Apache
- Ini Dia Harga Dan Spesifikasi Apache AH-64D Block III Longbow Untuk Indonesia
- Jubir Kemhan : Bila Harga Sesuai Kami Terima Tawaran Helikopter Apache
- Komisi I : Kita Berharap AS Tawarkan Helikopter Chinook
0 komentar:
Post a Comment