SURABAYA (Bisnis.com): PT PAL Indonesia (Persero) menangani proses akhir pembuatan kapal perang ke-2 jenis landing platform dock 125 meter (LPD 125 meter) senilai US$15,4 juta per unit pesanan Kementerian Pertahanan untuk memperkuat armada TNI-AL.
Sementara Kementerian Perindustrian mendorong pemberdayaan industri galangan lokal dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI, terutama kapal perang, melalui dukungan dana dari perbankan dalam negeri.
Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan industri galangan merupakan sektor yang diprioritaskan pengembangannya guna memenuhi kebutuhan berbagai jenis kapal, termasuk kapal perang yang dibutuhkan TNI AL dan Polri.
Menurut dia, pengadaan alutsista tidak dapat menggantungkan terhadap luar negeri, industri galangan lokal perlu diberikan kesempatan mengembangkan kemampuannya seperti yang dilakukan di negara-negara lain semisal Jepang, Korea, China serta Eropa.
"Industri galangan kapal lokal harus diberdayakan, dan TNI bisa berperan mengembangkan sektor industri tersebut melalui dukungan pendanaan dari perbankan domestik," ujarnya saat peluncuran kapal LPD 125 meter di dok kapal perang PT PAL, hari ini.
Kapal LPD 125 meter itu dijadwalkan rampung produksinya pada pertengahan tahun ini, dan merupakan kapal sejenis ke-2 yang pengerjaannya dilakukan PT PAL.
Tahun lalu PAL telah menyerahkan kapal LPD pertama yang dinamakan KRI Banjarmasin pesanan Kementerian Pertahanan untuk memperkuat armada TNI-AL.
Dirut PT PAL Indonesia Harsusanto menyebutkan harga kontrak pembuatan kapal LPD 125 meter itu US$15,4 juta per unit, yang sebagian besar komponennya masih diimpor.
"Kami bangga dapat berperan aktif dalam mendukung pengadaan alutsista TNI AL, dan diharapkan kontrak pembuatan kapal perang berlanjut lagi di masa mendatang," tuturnya.
LPD 125 meter dirancang untuk mampu dipasangi senjata meriam hingga kaliber 57 mm dan dilengkapi sistem kendali senjata (fire control system). Kapal perang tersebut didesain untuk memenuhi tugas operasi di antaranya pendaratan pasukan, operasi amphibi, tank carrier, combat vehicle 22 unit, operasi kemanusiaan, dan penanggulangan bencana. Kecepatan maksimum 15 knots dan dapat mengangkut 5 helikopter.
Sumber: BISNIS INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment