
Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat memasang target TNI Angkatan Udara (AU) sebagai the first class of air force atau angkatan udara kelas wahid di dunia. Untuk itu, Kasau mengajak seluruh warga TNI AU bekerja maksimal dengan prinsip "Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin". Hal ini dikemukakan Kasau terkait peringatan HUT TNI AU ke-64 yang berlangsung hari ini.
Menurut Imam Sufaat, tekad itu merupakan tujuan jangka pangjang TNI AU. Sedangkan tujuan jangka pendeknya adalah menciptakan zero accident di setiap operasi yang digelar TNI AU.
Gagasan sekaligus cita-cita untuk mewujudkan secara bertahap TNI Angkatan Udara menjadi the first class air force, sesungguhnya merupakan pesan moral Kasau kepada seluruh elemen organisasi, sebagai upaya meningkatkan niat dan mendorong semangat, untuk senantiasa bekerja yang terbaik bagi kepentingan organisasi.
"Masa depan TNI AU merupakan tanggung jawab semua, mengingat kalau tidak melakukan suatu perubahan, maka tidak akan ada perbaikan masa depan, sehingga TNI Angkatan Udara akan semakin tertinggal," ujarnya.
Upaya meningkatkan postur yang tangguh dan kemampuan serta profesionalisme TNI AU dengan membangun kekuatan dan memodernisasi serta meregenerasi alutsista, tidak terlepas dari amanat Presiden tentang revitalisasi industri-industri pertahanan negara.
Rencana kesiapan alutsista yang ada, untuk melanjutkan program peningkatan kemampuan alutsista TNI Angkatan Udara, sudah dicanangkan dalam Renstra pembangunan TNI AU tahun 2010-2014.
Mengawal NKRI
Peran sukses TNI AU dalam mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sendiri telah menyejarah, yakni berubahnya status Angkatan Udara dari Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Jawatan Penerbangan kemudian menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) Angkatan Udara yang berdiri sejajar dengan Angkatan lainya, dan secara de jure tertuang dalam Penetapan Pemerintah Nomor 6/SD tanggal 9 April 1946.
Perjalanan TNI Angkatan Udara sebagai institusi angkatan perang, proses kelahirannya sekitar tujuh bulan sejak Indonesia merdeka, serta alutsista yang dimiliki juga sangat sederhana. Waktu itu TNI Angkatan Udara hanya bermodalkan pesawat-pesawat bekas yang diperoleh dari rampasan tentara Jepang, seperti pesawat jenis Cureng, Nishikoreng, Guntei, dan Hayabusha.
Pesawat yang terbang pertama kali dengan identitas merah putih diterbangkan oleh Komodor Udara Agustinus Adisutjipto tanggal 27 Oktober 1945, sedangkan Operasi Udara yang pertama adalah tanggal 29 Juli 1947 yang merupakan serangan balas terhadap Agresi Militer Belanda I tanggal 21 Juli 1947, dan Operasi Lintas Udara di Kalimantan tanggal 17 Oktober 1947 merupakan bagian darma bakti para perintis TNI Angkatan Udara kepada Ibu Pertiwi.
Sejak saat itu, kemampuan alutsista TNI AU terus mengalami perkembangan. Berbagai jenis pesawat modern mulai bergabung seperti P-51 Mustang, B-25 Mitchel, C-47 Dakota, AT-16 Harvard, serta pesawat Amphibi Catalina di tahun 50-an. Bahkan dekade 60-an TNI AU menjadi Angkatan Udara yang paling disegani di kawasan Asia Tenggara karena memiliki alutsista udara yang cukup besar dan handal sehingga menjadi "Detterent Power" bagi negara-negara yang berniat memusuhi NKRI. Dekade ini mulai bergabung Mig-15, Mig-17, Mig-19, Mig-21, AN-12 Antonov, C-130 B, serta TU-16/TU-16KS.
Meskipun awal dekade 70-an kemampuan TNI AU sempat mengalami penurunan, namun pada pertengahan tahun 70-an mulai bangkit kembali dengan bergabungnya pesawat OV-10 Bronco, F-86 Sabre, T-33 Bird, Fokker F-27, dan Helikopter Puma SA-330. Bahkan dekade 80-an TNI AU memasuki era pesawat supersonik, dengan hadirnya pesawat tempur F-5 Tiger II, A-4 Sky Hawk, C-130 H/HS Hercules, Hawk MK-53 dan helikopter Puma. Apalagi dengan datangnya pesawat Multirole F-16 Fighting Falcon dari Amerika pada akhir tahun 1989.
Selain telah memiliki berbagai pesawat tersebut, TNI AU juga memiliki tim aerobatik yang cukup melegenda, yaitu Tim Elang Biru dan Jupiter Aerobatik Tim, yang dapat disejajarkan dengan tim aerobatik kelas dunia. Pada 1996, armada udara TNI AU juga diperkuat oleh Hawk 100/200. Dan pada 2003 TNI AU melengkapi teknologi Barat dengan teknologi dari Timur, yaitu dengan hadirnya pesawat Sukhoi SU-27 dan SU-30 dari Rusia. Kehadirannya semakin mewarnai angkasa Indonesia dan tentunya menambah kekuatan udara nasional dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI.
Sumber: JURNAL
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
TNI AU
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Lanud Supadio Dilengkapi Dengan Rudal QW 3
- Komisi I Mau Pastikan Pesawat Tempur Sukhoi Baru Sudah Bersenjata
- Dua Pesawat Tempur Su-30MK2 Tiba Di Tanah Air
- TNI AU Kembali Terima 8 Mesin Sukhoi Dari Rusia
- Kemhan Belum Membayar Dua Pesawat CN 295
- 2013, TNI AU Akan Lengkapi Satu Skuadron Sukhoi
- Skuadron 15 Iswahjudi Terima Tim Dari Korea Aerospace Industries
- Pesawat Tanpa Awak Tiba Akhir 2013
- TNI AU Tolak Lanud Iswahyudi Untuk Kepentingan Sipil
- Status Lanud Pekanbaru & Pontianak Jadi Kelas A
- Perkuat Selat Malaka, Satu Skuadron F-16 Disiapkan di Pekanbaru
- Jupiter Aerobatic Team (JAT) Dan Team Dynamic Pegasus Akan Tampil Di HUT TNI AU
- Dua Sukhoi Baru TNI AU Sukses Test Flight
- Pesawat Antonov Kembali Kirim Empat Mesin Pesawat Sukhoi TNI AU
- Super Tucano Lakukan Ujicoba Pengeboman Di Lumajang
- Dua SU-30 MK2 Sudah Tiba Di Makassar
- Jupiter Aerobatic Team TNI AU Akan Tampil Di Malaysia
- Besok, Dua Pesawat Tempur Sukhoi Tiba Di Lanud Hassanudin
- KSAU Terima Kunjungan Dubes Korsel
- TNI AU Kirim Enam Pilot Untuk Pelatihan Pesawat T-50 Dan T/A-50
- 2013, Anggaraan TNI AU Naik 8,3 Persen
- TNI AU Bentuk Satgas Untuk Menangani Kecelakaan Hawk 100
- Gemuruh Super Tucano di Langit Malang Raya
0 komentar:
Post a Comment