
Kairo, Kompas - Perusahaan pembuat senjata Israel, Jumat (2/4), mengungkapkan, pembuatan sistem pertahanan tank sudah hampir rampung. Sistem tersebut akan mampu menghadang rudal antitank sebelum berhasil mencapai sasarannya.
Sistem pertahanan tank itu dilengkapi dengan radar yang mampu mendeteksi rudal yang ditembakkan ke arahnya.
Menurut otoritas tersebut, militer Israel mulai akhir tahun ini akan memasang sistem pertahanan itu yang dikenal dengan nama ”Trophy” atau piala pada tank-tank Merkava 4 buatan Israel.

Sistem pertahanan Trofi merupakan yang pertama dari rangkaian sistem pertahanan efektif yang dirancang Israel dalam beberapa tahun mendatang. Semuanya bertujuan menetralisasi ancaman bahaya berupa serangan rudal dan roket dengan melumpuhkannya sebelum mencapai sasaran.
Lawan-lawan Israel seperti Iran, Suriah, Hezbollah, dan Hamas dikenal memiliki ribuan rudal dan roket dalam berbagai tipe.
Rafael juga mengungkapkan sedang mengembangkan sistem pertahanan baru yang disebut ”Kubah Besi”. Sistem pertahanan Kubah Besi dirancang untuk menghadang rudal Katyusha jarak pendek yang banyak digunakan Hezbollah dalam perang 2006 dan Hamas pada perang 2008-2009.
Direncanakan, sistem pertahanan antirudal Kubah Besi itu akan dipasang di sepanjang perbatasan Israel-Jalur Gaza pada musim panas 2010.
Rafael juga mengklaim sedang melakukan uji coba satu skuadron pesawat tanpa awak baru yang mampu terbang cukup lama, bahkan mampu mencapai teritorial udara Iran, pendukung kunci Hezbollah dan Hamas.
Rafael mengklaim pula sedang mengembangkan perahu bot tanpa awak yang disebut Pelindung. Perahu bot baru itu akan digunakan di lepas pantai Jalur Gaza.
Pernyataan Rafael tentang pengembangan berbagai sistem pertahanan baru itu muncul setelah Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Gabi Ashkenazi mengatakan bahwa Hezbollah memiliki armada rudal dari berbagai tipe. Rudal itu berjumlah besar dan mampu mencapai wilayah Israel seperti kota Tel Aviv dan instalasi nuklir Israel di Demona, Gurun Nejev.
Ashkenazi di forum Komite Pertahanan dan Luar Negeri Knesset Israel mengatakan, Hezbollah kini mempunyai puluhan ribu rudal dan sebagian memiliki jangkauan tembak sejauh 300 km.
Israel selama ini selalu menuduh Hezbollah, dengan didukung Iran, terus mengembangkan kemampuan armada rudalnya. Hezbollah telah terikat dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701 yang mengakhiri perang Lebanon itu. Resolusi itu menegaskan, semua jenis senjata berat dilarang digerakkan ke Lebanon Selatan.
Sistem Trofi dipercepat
Sistem pertahanan tank ”Trofi” itu sesungguhnya telah dikaji sejak beberapa tahun lalu. Namun, pengalaman perang Israel melawan Hezbollah tahun 2006 mendorong percepatan penuntasan kajian pembuatan sistem tersebut.
Pada perang tahun 2006 itu, Hezbollah berhasil menghancurkan dan merusak puluhan tank Israel serta membunuh sedikitnya 19 awak tank Israel itu.
Pada perang tahun 2006, diperkirakan Hezbollah menembakkan sekitar 4.000 rudal ke berbagai sasaran di Israel.
Para pakar militer Israel mengatakan, jika uji coba sistem pertahanan tank itu berhasil, maka hal itu akan mengubah perimbangan kekuatan bila Israel terlibat perang lagi dengan Hezbollah di Lebanon Selatan, dan Hamas di Jalur Gaza.
Mereka juga menyatakan, sistem pertahanan tank itu juga akan berdampak di kawasan lain, karena AS dan Barat juga bisa mengambil manfaat dari sistem pertahanan tank itu dalam perang di Irak dan Afganistan.
Analis militer Israel, Yiftah Shapir, mengatakan, masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa sistem pertahanan Trofi akan bisa mengubah perimbangan kekuatan di lapangan. Namun, menurut Shafir, militer Israel memang harus menanggung biaya besar dan membutuhkan latihan dalam menggunakan sistem pertahanan tank baru itu.
Media massa Israel mengungkapkan, penggunaan sistem pertahanan tank itu membutuhkan biaya 200.000 dollar AS untuk setiap tank.
Sebuah tim kecil peneliti sedang berkutat mengembangkan sistem itu di kota Haifa. ”Saya kira orang akan mengamati perkembangan dan menantikan apakah Israel bisa mengandalkannya,” kata John Pike, Direktur GlobalSecurity.org di Alexandria, Virginia, AS. ”Masa depan tentara Angkatan Darat AS juga berharap sistem seperti ini bisa bekerja efektif.”
”Kami akan bisa mengatasi setiap serangan dari tetangga, dan lebih jauh dari itu,” kata Gil, nama inisial dari manajer program Trofi, karena perusahaan tak mengizinkan dia menggunakan nama lengkap.
Shapir mengatakan, jika sistem itu efektif, memang akan bisa dikatakan sebuah perubahan akan terjadi.
Pike menambahkan, sistem seperti trofi dianggap sebagai andalan masa depan soal perang di daratan.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
PERTAHANAN
- Indonesia - Jerman Sepakat Untuk Kerjasama 16 Latihan Perang Bersama
- KSAD Jepang Bertemu Presiden, Untuk Bahas Kerja Sama Pertahanan
- Kemhan Dan FSMTC Rusia Bahas Kerjasama Teknik Militer
- Indonesia Berharap Kerjasama Pertahanan Dengan Rusia Semakin Erat
- Menteri Pertahanan Inggris Kunjungi Indonesia
- Indonesia Siapkan Rp.81.8 Triliun Untuk Anggaran Pertahanan Tahun 2013
- Pengamat : Menjawab Tantangan Kesetaraan Kekuatan Maritim
- Konflik LCS, Penyebab ASEAN Memperbarui Kekuatan Alutsista
- Connie : Armada Pati Unus & Hari Armada 2012
- Diplomat AS : AS Harus Tingkatkan Hubungan Militer dengan Indonesia
- Wapres : Anggaran Pertahanan Indonesia Sangat Rendah
- Anggaran Pertahanan Tak Luput Dari "Lahan Sapi Perah" DPR
- Dubes RI : Hubungan Militer Indonesia Dan China Semakin Erat
- Inggris Ingin Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Pengamat : Inovasi Ditengah Keterbatasan Anggaran Pertahanan
- Indonesia Dan Korut Akan Bahas Kerjasama Pertahanan
- Pengamat : Anggaran Pertahanan Idealnya 8 - 10% Dari APBN
- Indonesia - Australia Buat Pengaturan Kerjasama Pertahanan
- Indonesia Dan Filipina Tingkatkan Anggaran Pertahanan Pada Tahun 2013
- Rusia Siapkan Open Agreement Kerjasama Pertahanan dengan Indonesia
- Indonesia Dan China Tingkatkan Kerjasama Pertahanan
- Dubes RI : Kita Harus Perkuat Kerjasama Pertahanan Dengan China
- Presiden : Nipah Dirancang dan Dibangun untuk Gugus Depan Pertahanan
- Komisi I : Alutsista Tidak Sekadar Alat Pertahanan
- Menhan : Kami Sambut Tawaran Kerjasama Pertahanan Dengan Pakistan
ISRAEL
- Sharp Avionik K Gandeng Elbit System Dalam Pengembangan Proyek LAH Dan KFX
- Pengamat : Israel Gagal Membuat Jet Tempur Kfir Yang Tangguh
- KSAU : Kita Akan Pelajari Dan Mengembangkan UAV Asal Israel
- Komisi I Meminta Kemhan Kaji Dampak Penggunaan UAV Teknologi Israel
- Indonesia Tertarik Israel Untuk Mengintegrasikan Airborne Early Warning Di Pesawat C-295
- Kemhan Telah Mengakui Mengujicoba UAV Searcher MK II Dan Hermes
- Mantan Menhan : Indonesia Hampir Membeli F-16 Israel
- Kapuspen TNI : UAV Dari Israel Hanyalah Opsi
- Danpusenkav : TNI AD Belum Melirik Tank Merkava Israel
- Perjalanan Pengadaan Alutsista Israel Untuk Indonesia
- Komisi I DPR Menyayangkan Kemhan Beli UAV Dari Israel
- Anggota Komisi I DPR RI Tolak Pembelian UAV Dari Israel
- Kerjasama Pertahanan Indonesia Dan Israel Dalam Operasi ALPHA
- English News : Israeli jet trainer contest heats up
- Dua Kapal Angkatan Laut Iran Lintasi Terusan Suez
- Israel Siap Sambut Kapal Perang Iran
- Akun Benny Israel di Twitter Bocorkan Rahasia Negara
- Agen Mossad: Jangan Diserang Dulu, Iran Baru Punya Bom Nuklir 2015
- Arab Saudi Tangkap Burung Mata-mata Israel
- WikiLeaks: Iran Bisa Serang Israel 12 Menit
- Operation Alpa : Kerjasama Militer Israel-Indonesia Terbongkar
- Indobatt Amankan Sisa Amunisi Tentara Israel
- Lebanon Sita Peralatan Mata-mata Israel
- Israel Kirim Pesawat Mata-mata ke Rusia
- M-346 Dan T-50 Menjadi Kandidat Pesawat Latih Israel
0 komentar:
Post a Comment