Pemimpin kiri itu telah menghabiskan milaran dollar AS untuk membeli senjata dari Rusia dan China semenjak AS memberlakukan embargo terhadap negara produsen minyak tersebut. Embargo dilakukan karena Venezuela mengusir petugas badan penegakan obat bius (DEA) AS yang dituduh sebagai mata-mata.
"Mereka di AS merasa khawatir karena Venezuela membeli entah berapa banyak senjata untuk mempersenjatai diri, entah untuk menyerang siapa. Jangan bodoh, Yankee!" kata Chavez saat upacara penerimaan delapan kapal patroli pertama yang dibeli dari Spanyol.
Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, yang pekan lalu mengunjungi Venezuela, menurut laporan kantor berita RIA Novosti, mengatakan bahwa pembelian senjata bisa melebihi 5 miliar dollar AS dan bisa termasuk tank T-72 dan misil antipesawat canggih S-300. Venezuela juga telah menghabiskan lebih dari 4 miliar dollar AS untuk membeli senjata dari Rusia.
Washington menuduh Chavez, sekutu Kuba dan Iran, memulai perlombaan persenjataan di kawasan tersebut sehingga negara di sekitar meningkatkan kekuatan militer dalam beberapa tahun ini. Mereka juga menyatakan, Chavez mendukung gerilyawan FARC yang berperang dengan Pemerintah Kolombia sejak setengah abad lalu.
"Kami sampai sekarang belum melihat kenapa Venezuela membutuhkan peralatan ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, PJ Crowley. "Bila Venezuela akan meningkatkan peralatan militernya, kami yakin tidak ingin peralatan ini pindah ke bagian lain dalam kawasan tersebut," tambahnya.
Chavez mengatakan, ia hanya memperbarui peralatan yang sudah kedaluwarsa dan memperkuat pertahanan bila ada kemungkinan akan diserang oleh Kolombia dan AS. Dia juga mengecam kesepakatan keamanan yang dilakukan oleh Kolombia, yang memperbolehkan tentara AS mengakses markas militernya di daerah Andean.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment