BANDUNG- Produk Panser Anoa 6x6 buatan PT Pindad memasuki pasar di kawasan regional. Ini ditandai dengan peluang besar memenuhi permintaan Malaysia sebanyak 32 unit untuk spek misi penjaga perdamaian PBB. BUMN yang memiliki bidang usaha strategis tersebut bersaing dengan produk Renault, Prancis. Pindad optimistis, pilihan negara tetangga itu jatuh kepada mereka.
“Kami tinggal menyelesaikan pengujian lanjutan. Setelah itu proses melengkapi dokumen sebelum penandatangan kontrak,” tandas Dirut Pindad, Adik Avianto Soedarsono di Bandung, Jumat (30/4).
Menurut dia, untuk keperluan itu, tim dari Malaysia dijadwalkan
kembali ke Pindad dalam pekan ini. Sebelumnya, Panser yang jugadigunakan TNI itu telah lulus uji pada Februari. Saat itu,sebanyak tujuh orang utusan negeri jiran itu menjajal ketangguhankendaraan taktis itu di segala medan dan fitur sistem persenjataanyang melekat.
Mesin Renault Dijelaskan, panser pesanan Malaysia itu mempunyai spek mesin yang berbeda dengan milik Indonesia. Pasalnya, panser TNI menggunakan mesin Renault. Karena itu, tidak mungkin bagi Pindad berhadapan langsung dengan produsen asal Eropa itu guna memperebutkan ceruk alutsista di Malaysia.
Pindad menggunakan mesin buatan Mercedes-Benz atau Deutz asal Jerman. Pergantian mesin itu dipastikan tidak memengaruhi performa panser yang jadi jualan andalan pabrik alutsista yang berpusat di Bandung tersebut.
Kekuatan mesin baru serupa dengan mesin asal Prancis sama-sama menghasilkan 320 tenaga kuda. Selain itu, panser juga dilepas lebih mahal 30 persen dari harga ke Dephan sebesar Rp 7 miliar per unit.
“Apabila Mei ini gol, panser bisa diselesaikan pada akhir tahun untuk Malaysia,” tegasnya. Meski demikian, hal itu kemungkinan berpengaruh terhadap pasokan 61 unit panser serupa pesanan Dephan yang masih tersisa dari total pengadaan 154 Panser. Dari jumlah itu baru 8 unit yang terkirim. Atas kondisi itu, imbuhnya, Dephan RI dapat memahami keterlambatan itu. Diperkirakan seluruh pesanan dalam negeri itu baru dapat diselesaikan pada Februari 2011.
Terkait pengadaan panser itu, Pindad juga tengah mengajukan kenaikan harga baru mengingat faktor inflasi dan komponen impor. Besarannya antara 10-15 persen. “Suratnya sudah dikirimkan.”
Selain Malaysia, negara tetangga seperti Philipina dan Vietnam juga menyatakan minatnya. Tak hanya itu, Nepal dan negara Timur Tengah seperti Yaman juga mengungkapkan keinginan serupa.
Sumber: SUARA MERDEKA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment