Kepala LIPI Prof. Dr. Umar Anggara mengamati radar ISRA saat peluncuran di Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna Subang, Kamis (20/8).
YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Penguasaan teknologi radar di Indonesia termasuk rendah. Sebagian besar radar yang dipasang produksi luar negeri. Minimnya kualitas sumber daya manusia dan anggaran untuk riset menjadi penyebab utamanya. Padahal, kebutuhan radar sangat tinggi karena wilayah Indonesia terdiri dari banyak pulau.
Hal itu disampaikan Deputi Menteri Riset dan Teknologi, Teguh Raharjo usai membuka acara seminar radar nasional di Akademi Angkatan Udara, Yogyakarta, Rabu (28/4/2010). Indonesia baru bisa membuat radar pengawas pantai. "Radar ini akan kami produksi sendiri karena biayanya sepersepuluh lebih murah dibandingkan radar impor," katanya.
Menurutnya, rendahnya penguasaan teknologi radar karena Indonesia belum memiliki banyak pakar di bidang tersebut. Belum ada jurusan khusus radar di universitas. Pengetahuan radar hanya menjadi sempalan pengetahuan di bidang keilmuan lain misalnya saja penerbangan dan kelautan. Rencananya pemerintah akan membentuk pusat keunggulan teknologi radar sekaligus membuka jurusan teknologi radar.
Selain itu, rendahnya anggaran untuk riset juga menjadi faktor penyebab. Bila riset tentang radar digalakkan akan muncul temuan-temuan baru yang berdampak positif bagi pengembangan teknologi radar.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment