SEOUL, KOMPAS.com - Para pejabat senior Korea Selatan Kamis (13/5/2010) memberikan isyarat, Korea Utara akan dipersalahkan karena karamnya kapal perang Korea Selatan yang menelan banyak korban, di perbatasan laut mereka.
"Karamnya kapal Cheonan menunjukkan kepada dunia betapa kejam perpecahan di Semenanjung Korea," kata Menteri Unifikasi Korea Selatan, Hyun In-taek, dalam satu forum di Seoul.
Komentarnya itu muncul beberapa jam setelah pembantu presiden bidang politik mengatakan, dugaan serangan pihak luar sangat tinggi yang menyebabkan karamnya korvet berbobot 1.200 ton di Laut Kuning itu.
"Dari sudut pandang ini, ini adalah situasi gawat yang memprihatinkan keamanan nasional," kata Park Hyung-joon dalam wawancara radio.
Berbagai skenario, seperti menabrak karang atau faktor kelelahan telah diuji untuk menjelaskan karamnya kapal pada 26 Maret, yang menewaskan 46 awak kapal itu.
Namun para penyelidik Korea Selatan, dibantu oleh beberapa negara termasuk Amerika Serikat, mengatakan bahwa ledakan di luar kapal itu mungkin disebabkan oleh hantaman terpedo, itu sebab yang paling mungkin.
Mereka memperkirakan akan mengumumkan hasil pemeriksaan mereka itu secepat mungkin pada pekan depan, kata para petinggi Seoul.
Pada awal bulan ini, Presiden Korea Selatan, Lee Myung-bak, menyatakan kemungkinan kapal itu karam karena insiden biasa, dan berjanji akan memberikan tindakan tegas bagi yang bertanggungjawab.
Korea Selatan dan Korea Utara secara teknis masih dalam status perang setelah Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian perdamaian.
Angkatan laut kedua negara terlibat tiga pertempuran singkat di perbatasan Laut Kuning sejak 1999, bentrokan terakhir terjadi pada November tahun lalu.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment