Hanoi, DMC - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro beserta rombongan menghadiri ASEAN Defence Minister’s Meeting (ADMM) ke-4 di Hanoi, Vietnam, tanggal 10 - 13 Mei 2010. Turut mendampingi Menhan dalam pertemuan tersebut Dubes RI untuk Vietnam Pitono Purnomo, Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Agama Kemhan Prof. Dr. Achmad Fedyani Saifuddin, S.S., M.A., Asops Panglima TNI Mayjen TNI Tono Suratman, Dirkersin Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI (Mar) Ir. Syaiful Anwar, M.Bus, M.A., dan Athan Indonesia di Hanoi, Vietnam.
Beberapa perkembangan pada ADMM yang akan disampaikan pada ASEAN Sekretariat antara lain adalah perkembangan implementasi menuju Komunitas ASEAN 2015, kiprah ASEAN dalam forum multilateral seperti G-20, perkembangan aksesi Treaty of Amity and Cooperation (TAC) oleh beberapa negara seperti Kanada, Uni Eropa, Turki dan Serbia, dan briefing mengenai hasil-hasil KTT ke-16 ASEAN dimana salah satunya menetapkan Indonesia sebagai Ketua ADMM di ASEAN 2011.
Sesuai dengan prinsip Single Chairmanship dan konsep establishment of ADMM, maka ditetapkan Indonesia sebagai ketua (chair) sekaligus tuan rumah (host) pada ADMM 2011. Namun demikian dalam konteks kerjasama politik dan keamanan, fokus utamanya pada implementasi ASEAN Political Blueprint menuju komunitas ASEAN 2015 (ASEAN Community).
Beberapa isu keamanan diangkat dalam pertemuan tersebut diantaranya ancaman terorisme berikut upaya pemberantasannya yang diperkuat dengan ditandatanganinya ASEAN Convention on Counter Terrorism pada KTT ASEAN ke-12 di Filipina tanggal 13 Januari 2007 lalu. Kerjasama ASEAN dalam pemberantasan terorisme antara lain mencakup pertukaran informasi/intelijen, bidang hukum atau antar penegak hukum, capacity building, pelatihan dan kerjasama dengan negara-negara di luar ASEAN.
Melihat kecenderungan semakin meningkatnya kasus-kasus illegal migrant yang melalui kawasan Asia Tenggara khususnya Indonesia diperlukan kerjasama antar forum ADMM dan ASEAN Minister’s Meeting on Transnational Crime (AMMTC) dalam mengatasi permasalahan terorisme misalnya terkait maritime security.
Selain itu penanggulangan perdagangan gelap narkoba (Combatting Illicit Drug Trafficking) juga menjadi isu keamanan yang diangkat dalam pertemuan tersebut. Indonesia pada hakekatnya lebih memfokuskan kepada masalah non-traditional security issues atau trans-national crimes. Kerjasama yang selama ini telah dilakukan antara lain melalui patroli bersama dalam upaya mendukung penegak hukum di lapangan dalam penanganan drug trafficking.
Terkait dengan masalah pertahanan, Indonesia memfokuskan pada tindak lanjut dari Roadmap of the ASEAN Military Assets and Capacities in HADR (Humanitarian Assistance and Disaster Relief). Selain itu Indonesia menyambut baik gagasan untuk mendirikan ASEAN Defence Industry Council untuk menggerakkan industri pertahanan di ASEAN serta mendorong kemandirian industri pertahanan di kawasan melalui forum ASEAN Defence Industry Dialogue.
Delegasi Indonesia berharap agar kerjasama industri pertahanan yang sedang berproses saat ini secara teknis juga dapat menjajagi kemungkinan skema kerjasama Transfer of Technology, Joint Production dan Market Sharing.
Pada pertemuan ADMM tersebut telah dilakukan panandatanganan Joint Declaration of the 4th ADMM oleh para Menteri Pertahanan ASEAN dengan berbagai revisi yang memasukkan kepentingan nasional terkait dengan kerjasama pertahanan dan perkembangannya yang selaras dengan ranah politik di ASEAN.
Sumber: DMC
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment