JAKARTA - PT PAL Indonesia (Persero) meningkatkan belanja modalnya tahun ini menjadi Rp80 miliar dari rencana semula Rp30 miliar. Hal ini dikarenakan masuknya beberapa kontrak baru seperti kontrak kapal perang PKR (Perusak Kawal Rudal), investasi di bidang ERP, dan perbaikan fasilitas.
"Untuk itu ada penambahan sekira USD5-6 juta," ujar Direktur Utama PT PAL Harsusanto usai rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Jakarta, Rabu (12/5/2010).
Menurutnya, sumber capex tersebut diperoleh dari kerja sama dengan tiga mitra secara bussiness to bussiness. Tapi sayangnya dia masih enggan menyebutkan siapa saja rekan mitranya itu.
"Kami bekerja sama dengan mitra, jadi ada yang namanya konsorsium, kemudian melakukan investasi. Kemudian kami secara b to b (bussiness to bussiness). Ada tiga perusahaan yang mau, tinggal kami pilih saja," tukasnya.
Dari biaya tersebut menurutnya ada sebagian yang dianggarkan untuk pembuatan kapal yakni sekira USD10 juta untuk sembilan kapal, antara lain empat kapal pesanan dari BP Tangguh di Papua, satu kapal tanker pesanan dari Italia, satu dari Kementerian Pertahanan, dan satu lagi pesanan dari Singapura.
"Total sekitar USD10 juta. Kapal-kapal itu ada yang sudah selesai 70-80 persen. Jadi, tidak banyak lagi lah. Pada 2011, kami akan menyelesaikan lima kapal lagi," imbuhnya.
Sementara untuk repowering kapal KRI, menurutnya ada pesanan empat kapal dengan harga USD50 juta per unit. "Ada empat kapal dan kami akan mulai dengan satu kapal terlebih dahulu, dengan harga USD50 juta per unit, sehingga empat unit USD200 juta. Kami harapkan semuanya bisa dilakukan di PT PAL," lanjutnya.
Adapun rencana kerja PT PAL tahun ini yaitu mencari strategic partner untuk pendanaan korporasi, penyelesaian pembangunan sembilan kapal yang sudah terkontrak, mencari pembeli baru untuk kapal yang diterminasi, proses untuk PMN.
"Selain itu mendapatkan kontrak kapal tanker 17,500 DWT (deadweight tonnage) Pertamina, kapal perang PKR bersama mitra luar negeri, repowering KRI (TNI/AL) USD200 juta, penyelesaian proyek geothermal Ulumbu, implementasi ERP system, serta restrukturisasi hutang bank," sebutnya.
Sumber: ANTARA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment