TEMPO Interaktif, Okinawa -Disambut ratusan warga yang berdemo di balai kota di Naha, Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama bertemu dengan Gubernur Okinawa Hirokazu Nakaima. Para pemrotes menuntut Hatoyama memegang janjinya. Sang perdana menteri membujuk warga pulau itu menerima sebuah kompromi pelibatan sebagian relokasi pangkalan Marinir Amerika Serikat sebelum tenggat perjanjian, Mei ini.
Ribut-ribut soal pemindahan pangkalan Korps Marinir Amerika Serikat Futenma telah mengguncang hubungan Jepang dengan Washington dan berdampak pada melorotnya dukungan bagi Hatoyama menjelang pemilihan umum untuk majelis tinggi, padahal Partai Demokrat harus menang untuk menghindari kebuntuan politik.
Pada lawatan pertamanya ke pulau di bagian selatan Jepang itu sejak berkuasa, Hatoyama mengatakan ingin warga pulau menerima satu rencana yang akan membuat beberapa fasilitas Futenma di dalam prefektur.
"Ketika Anda memindahkan sebuah pangkalan atau membangun baru, bakal ada suara-suara pedas dari warga lokal," tutur Hatoyama kepada wartawan setelah bertemu dengan Nakaima. "Saya harus menerimanya, tapi saya lebih suka rakyat seluruh negeri memahami dan berbagi, karena pangkalan itu penting buat keamanan nasional." Dia tak memberi detail proposal pemerintah. "Kami menghadapi situasi yang secara realistis sulit memindahkan semuanya keluar dari prefektur itu."
Okinawa berperan sebagai tuan rumah bagi sekitar setengah dari 49 ribu personel militer Amerika Serikat di Jepang. Kebencian warga atas kebisingan, kejahatan, dan kecelakaan yang berkaitan dengan kehadiran militer secara berkala berujung ricuh.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa pemilih berpikir Hatoyama tidak memiliki kemampuan mengambil keputusan-keputusan sulit. Amerika Serikat ingin melanjutkan perjanjian 2006 untuk memindahkan fasilitas Futenma ke Camp Schwab, pangkalan Marinir lain yang lebih terpencil di Okinawa.
Begitulah, warga Okinawa menagih janji Hatoyama. "Dari sebelum pemilu ia berjanji memindahkan pangkalan," kata Chikako Toguchi, 48 tahun, dari Nago. "Itulah sebabnya saya dan banyak teman memilih Partai Demokrat. Jika itu hanya demi pemilu, dia membodohi warga Okinawa."
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment