Hal ini disampaikan oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro kepada wartawan di Jakarta, Selasa (4/5).
"Tadi ada pernyataan Presiden ekonomi ke depan akan membaik sehubungan dengan peningkatan GDP. Untuk itu, karena patokan defense budget menggunakan GDP diharapkan juga budget ratio akan meningkat. Tadi sekitar 1,2-1,5 dari GDP. Sekarang adalah 0,9. Ini akan mendorong MEF. Diakhir tahun kelima kita pada akhir kabinet," ujarnya.
Hal itu terangkum dalam kebijakan pertahanan negara yang sempat disampaikan kepada SBY dalam rapat terbatas di Kementerian Pertahanan. Presiden meminta Kemenhan untuk mempersiapkan pembangunan kekuatan minimal pokok (MEF) yang diarahkan agar bisa dicapai pada tiga renstra.
"Kami juga tadi sampaikan kekuatan kemampuan dan gelar dari masing-masing matra TNI saat ini. Kemudian, untuk mencapai kekuatan pokok minimal 2015 itu apa yang harus diperlukan. Apa yang bisa dibeli alutsista kita. Apa yang bisa dibangun dalam negeri apa yang tidak bisa dibangun dalam negeri tetapi berupa joint production bersama-sama produsen dalam negeri dan luar," imbuhnya.
Masalah pembiayaan juga sempat disinggung untuk menopang target tersebut hingga Indonesia bisa menangkal ancaman yang aktual dan mendesak. Beberapa poin ancaman yang disampaikan adalah terkait dengan masalah konflik horisontal, konflik vertikal, pengamanan alur laut kepulauan Indonesia juga masalah pencurian sumber kekayaan alam dan pengamanan energi yang lebih banyak berada di daerah perbatasan.
Irjen Kemenhan Marsdya Eris Herryanto menegaskan jika kebijakan untuk meningkatkan rasio anggaran pertahanan hanya bersifat pertahanan diri. Tidak ada niat untuk menyerang negara lain atau bersifat agresif.
"Ini terkait pertahanan diri. Kita bukan agresif tetapi mempertahankan diri. Tugas kita kan menjaga kedaulatan keutuhan wilayah," tukasnya.
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment