Menteri Pertahanan (Menhan) PurnomoYusgiantoro memastikan, insiden kecil di Hotel Lotte, Seoul, tidak memengaruhi kerja sama militer antara kedua negara. “Kerja sama (pembangunan KFX) tetap berjalan,” kata Purnomo seusai pembukaan Pusat Riset Perbatasan Bidang Pertahanan atau Center for Defense Boundary Research (CDBR) di Kementerian Pertahanan (Kemhan),Jakarta,kemarin. Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu kembali membantah data yang dicuri tersebut merupakan data militer. Menurut Purnomo, tidak mungkin pemerintah membawa data militer ke luar negeri.“Logikanya,untuk apa kita bawa data militer kita ke Korea?
Kan kita sudah jelaskan waktu di Bogor.Tidak ada data militer yang bocor.Tidak ada data militer yang dicuri.Itu laptop orang Kementerian Perindustrian,”jelas dia. Purnomo menuturkan, salah satu agenda kunjungan delegasi Indonesia yang dipimpin Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa adalah menjalin kerja sama pembangunan industri pertahanan dengan Korsel.“Kita berkepentingan membangun satu industri pertahanan bersama, sifatnya itu umum, dan ini kita sering lakukan dengan negara mana saja,” katanya.Kerja sama tersebut,menurut dia, termasuk kerja sama jangka panjang pembangunan pesawat tempur Korean Fighting Experiment (KFX).
Anggota Komisi I DPR Teguh Juwarno mengatakan, kerja sama pembangunan industri pertahanan memang harus dipertahankan mengingat hal tersebut merupakan komitmen kedua negara.Kendati demikian, dia mengingatkan, jika benar data yang dicuri tersebut merupakan informasi terkait kerja sama pembangunan pesawat tempur, pemerintah seharusnya melakukan modifikasi terkait butirbutir kerja sama tersebut. Teguh menambahkan,Komisi I akan memanggil Menteri Pertahanan untuk dimintai klarifikasi mengenai informasi pencurian data tersebut karena masih simpang siur. Kabar hilangnya dokumen milik delegasi Indonesia dilansir kantor berita Korsel Yonhap, Sabtu (19/2).
Surat kabar Chosun Ilbo bahkan melaporkan pencuri data sensitif di komputer milik delegasi Indonesia dilakukan anggota Badan Intelijen Nasional (National Intelligence Service/NIS) Korsel. Harian tersebut kemarin menulis Pemerintah Korsel meminta media massa supaya tidak lagi mempertanyakan keterangan pemerintah dalam kasus ini.“Tolong tanyakan kepada diri Anda sendiri, adakah pemberitaan atas insiden (penyusupan) yang sekiranya memberi manfaat?” papar pejabat Kementerian Luar Negeri Korsel yang tidak disebutkan namanya.
Chosun Ilbo memberitakan,Menhan Purnomo Yusgiantoro telah bertemu dengan Menteri Pertahanan Korsel Kim Kwan-jin, Selasa (15/2). Dalam pertemuan tersebut, keduanya telah menyetujui penjualan jet supersonik T-50 dari Korsel ke RI.
Sumber: SINDO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment