Jakarta, DMC – Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Dirjen Strahan Kemhan), Rabu (19/5) menerima kunjungan 99 siswa College Interarmees de Defence France (CIDI) di kantor Kemhan, Jakarta. Sebelumnya pada hari yang sama Direktur CIDI GDI. Vincent Desportes diterima Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Syarifuddin Tippe, S.Ip., M.Si di ruang kerjanya dengan didampingi Direktur Kerjasama Internasional (Dirkersin) Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI (Mar) Ir. Syaiful Anwar, M.Bus, M.A.
Dalam pertemuan singkat tersebut direktur CIDI menjelaskan tentang lembaga CIDI yang diikuti 25 perwira asing dari berbagai negara dengan lama pendidikan sekitar 11 bulan. Salah satu bentuk kegiatan CIDI adalah study banding mengenai pertahanan dan keamanan di negara-negara lain seperti yang dilakukan saat ini di Indonesia. Kepada Dirjen Strahan, Direktur CIDI menyampaikan bahwa salah satu siswa CIDI berasal dari Indonesia.
Terdapat beberapa hal yang menjadi pokok perhatian siswa CIDI dalam sesi tanya jawab diantaranya mengenai isu pertahanan dan keamanan yang berkembang saat ini, Border Line, Strategic Partner Countries, Peace Keeping Operation, Counter Terrorism, the Role Territorial Command (kodam), Disaster Relief Exercise (DIREX), Military Business atau bisnis TNI, Integrated Defence and Security dan Human Resources.
Mengenai daerah perbatasan dan Strategic Partner Countries, Dirkersin menjelaskan bahwa saat ini Indonesia masih membutuhkan kerjasama dengan beberapa negara tetangga menyangkut garis batas dan Maritime Security, khususnya pengamanan di selat Malaka dan laut China. Indonesia dan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Brunei telah menjalin kerjasama di bidang patroli laut dan udara (Air Maritime Patrol). Negara-negara tersebut merupakan Partner Strategic Indonesia dan negara-negara lainnya yang tergabung dalam ASEAN.
Ditambahkan Dirkersin untuk saat ini sebagian besar kerjasama pertahanan yaitu di bidang pelatihan dan pendidikan serta Joint Production. Amerika adalah negara yang banyak memberikan kesempatan pendidikan dan pelatihan kepada Indonesia selain Singapura, Malaysia, Australia, Perancis, Jerman, Inggris, India, Rusia dan negara-negara lainnya.
Sumber: DMC
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment