Jakarta, DMC – Dalam rangka mempertegas hubungan kerjasama di bidang pertahanan antara Republik Indonesia dan Cina, pemerintah dari kedua negara berencana mengadakan pertemuan konsultasi bilateral ke – 4. Pertemuan tersebut rencananya akan diadakan di Indonesia dan dihadiri oleh pejabat dari kedua negara.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, usai menerima kunjungan kehormatan Vice Chairman of Central Military Commission of The People’s Republic of the People’s Liberation Army (PLA) Jenderal Guo Boxiong, Jumat pagi (21/5) di Kantor Kemhan, Jakarta.
Lebih lanjut Menhan mengatakan, pertemuan konsultasi bilateral ke - 4 antara Pemerintah RI dengan Pemerintah Cina merupakan forum kerjasama teknis sektor pertahanan dan dimaksudkan untuk lebih mempererat hubungan para pejabat kedua negara (People to People Contact). Sebelumnya pertemuan konsultasi bilateral yang sama telah dilaksanakan kedua negara pada pada tahun 2007 lalu dengan agenda pertemuan membahas perjanjian kerjasama teknik pertahanan.
Menhan menjelaskan, dalam pertemuan konsultasi bilateral ke-4 kedua negara nantinya akan membahas secara terinci topik-topik permasalahan yang menyangkut kerjasama bidang pertahanan antara lain, pembahasan kerjasama dalam hal pertukaran personel pada tingkat Sesko TNI, tingkat Lemhanas, dan juga pada tingkat lembaga-lembaga perguruan yang terkait dengan pertahanan, seperti National Defence University.
“Pada pertukaran personel kali ini akan lebih diitekankan kepada perwira muda dan menengah kita akan coba tingkatkan pertukaran personel ini dengan membuka kesempatan program pertukaran antar perwira militer kedua negara,“ Jelas Menhan.
Disamping itu kerjasama pertahanan lainnya yang akan di bahas, yakni peluang latihan militer bersama dalam operasi gabungan dalam hal pengamanan non tradisional untuk mengatasi ancaman pembajakan, dan penanggulangan terorisme. Kerjasama non tradisional tersebut bertujuan untuk membangun stabilitas di kawasan ASEAN.
“Berdasarkan pengalaman latihan perang bersama dengan negara-negara tetangga untuk melaksanakan suatu koordinasi patroli Maritim, baik patroli udara maupun patroli laut (Coordinated Maritem Patrol) terutama di Selat Malaka maka kita juga akan membuka kesempatan kerjasama maritime ini dengan pihak Cina,” harap Menhan.
Dijelaskan lebih lanjut, bentuk latihan perang bersama ini juga bisa dalam bentuk latihan gabungan untuk peningkatan kemampuan pengamanan maritim yang nantinya akan digunakan pada saat kunjungan muhibah kapal-kapal perang kedua negara untuk melaksanakan kegiatan SAR (Search and Rescue).
Selain itu, Pemerintah Indonesia juga mengundang pemerintah China hadir didalam acara operasi gabungan untuk latihan penanganan bencana alam DIREX 2010 (Desaster Releaf exercise / Humanitarian Assistance ) yang rencananya akan diselenggarakan bulan Mei 2011 di daerah Manado dan diikuti 27 delegasi dari negara-negara dunia.
Disamping kerjasama latihan militer bersama, Menhan menyampaikan tawaran kepada pihak Cina terkait peluang kerjasama dalam hal pembangunan dan pengembangan Peacekeeping Center yang dibangun oleh Pemerintah Indonesia sebagai fasilitas untuk membangun dan menyiapkan personel Standby Forces yang berfungsi sebagai Peacekeeping operation dalam misi perdamaian dan misi penyelamatan kemanusiaan kalau terjadi bencana. “Pada bidang penanganan Humanitarian Assistance, kita juga mengajak mereka (Pemerintah Cina) dengan membangun dan mengembangkan fasilitas Peacekeeping Center yang dibangun di daerah Sentul, Bogor,” tutur Menhan RI
Pengembangan Kerjasama Industri Pertahanan
Sehubungan dengan kerjasama teknologi pertahanan dan industri pertahanan, Pemerintah Indonesia mengundang Pemeritah Cina dalam Joint Production melalui transfer teknologi kerjasama industri pertahanan Alutsista. Khususnya, pengembangan alutsista dalam hal pembangunan rudal tipe terbaru yang diproduksi Cina “Mereka merespon secara positif, tetapi dalam pembicaraan lebih lanjut mereka harus mempertimbangkan segi bisnisnya,” kata Menhan.
Sementara itu, Jenderal Guo Boxiong menyampaikan pandangannya untuk mengembangkan hubungan dan kerjasama yang bersifat pragmatis dan berhasil antar kedua negara diberbagai bidang berdasarkan prinsip saling percaya, saling mendukung dan koordinasi.
Untuk itu Jenderal Guo Boxiong mengharapkan agar tujuan pertemuan bilateral kedua negara ini dapat memperkokoh kepercayaan dan mengembangkan kerjasama dengan mempertahankan perkembangan secara damai dan harmonis demi memelihara perdamaian dan meningkatkan kesejahteraan bersama.
Turut hadir mendampingi Menhan RI dalam kegiatan Bilateral Meeting RI – China antara lain Wamenhan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Sekjen Kemhan yang baruMarsdya TNI Eris Harriyanto, Staf Ahli Khusus Menhan Bidang Kerjasama Internasional, Sumadi D.M. Brotodiningrat, Dirjen Strahan Kemhan Mayjen Syarifudin Tippe, S.Ip, M.Si, Irjen Kemhan yang baru Laksda TNI Gunadi, M.D.A, dan sejumlah pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kemhan. Hadir pula Asops Kasal, Asops Kasau dan Atase Pertahanan RI di China.
Sumber: DMC
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment