JAKARTA, KOMPAS.com - TNI Angkatan Udara mengirimkan satu helikopter Pumma untuk membantu pendistribusian bantuan kemanusiaan di Kepulauan Mentawai pasca diterjang tsunami.
"Kita sudah kirimkan kemarin, untuk membantu pendistribusian," kata juru bicara TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro di Jakarta, Minggu (31/10/2010).
Marsekal Pertama Bambang Samoedro menambahkan, pihaknya hanya mengirimkan satu unit, mengingat jumlah helikopter yang terbatas dan tersebar di beberapa titik.
"TNI-AU hanya ada tiga helikopter Puma dan dua Super Puma. Dari jumlah itu, satu unit siaga di Pontianak, satu unit di Makassar, satu unit di Jayapura, dan satu unit masuk pemeliharaan. Jadi, hanya satu unit yang dikirim ke Padang," tutur Bambang.
Helikopter Pumma bernomor registrasi H 3310 dipiloti Kapten Pnb Bedya Lukman beserta dua Kopilot yakni Lettu Pnb Reskyu Pambudi dan Lettu Pnb Adam Hardiman.
Sebelumnya, Palang Merah Indonesia (PMI) pusat juga akan mengirim empat helikopter ke Pulau Pagai, Mentawai.
"Empat helikopter itu berangkat ke Pagai, Sabtu siang bersamaan dengan Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla, yang mengunjungi daerah terkena tsunami," kata Wakil Gubernur Sumbar, Muslim Kasim.
Muslim menambahkan, keempat helikopter akan disiagakan di Sikakap untuk membantu pelaksanaan tanggap darurat pasca tsunami dan untuk mendistribusikan bantuan ke daerah pengungsian yang sulit dijangkau lewat darat atau laut.
Kehadiran beberapa helikopter itu dapat menggantikan kapal dan perahu motor untuk mendistribusikan bantuan, namun untuk sementara dihentikan karena cuaca buruk.
Pendistribusian bantuan bahan makanan dan logistik lainnya melalui laut bagi korban tsunami di Pulau Pagai, Mentawai, dihentikan sementara karena cuaca buruk membahayakan pelayaran.
Cuaca curuk di perairan Laut Mentawai sebelumnya telah diprakirakan Badan Meteorologi ,Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yakni pada 30 dan 31 Oktober serta 1 dan 2 November 2010 dan disebutkan kondisi cuaca ini membahayakan pelayaran.
Pendistribusian lewat laut akan dilanjutkan kembali setelah cuaca buruk mereda dan tidak lagi membahayakan pelayaran.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment