Korut pada Selasa menawarkan menyediakan sejumlah sampel torpedonya untuk membuktikan keterlibatan Pyongyang.
Tim penyelidikan bersama antara sipil dan militer, berisi pakar dari AS, Australia, Inggris dan Swedia, menyimpulkan, kapal selam Korut menembakkan dan menenggelamkan kapal korvet Cheonan, yang menewaskan 46 pelaut.
"Itu merupakan rencana awal agar Korut mengumumkan informasi secara ilmiah setelah penyelidikan lapangan kami," kata seorang konsulat senior Jong Hyun-U di Kedutaan Besar Korut di Beijing di hadapan sejumlah kecil wartawan.
Serpihan torpedo yang ditemukan oleh Korsel setelah kejadian penenggelaman tidak mungkin berasal persenjataan Korut, karena torpedo Korut terbuat dari besi baja, bukan aluminium, yang ditemukan di dasar laut, kata Jong.
"Kami masih bersedia untuk memberikan contoh besi baja kepada AS dan komplotan pengkhianat Lee Myung-bak," tambahnya.
Menurut laporan penyidikan pada Mei, pecahan torpedo yang ditemukan lokasi kejadian, di lepas pesisir barat semenanjung Korea, sesuai dengan senjata buatan Korut yang pernah diamankan oleh pihak Korsel tujuh tahun lalu.
Korut secara konsisten menyangkal tanggung jawab atas serangan tersebut, dan kantor berita nasional Korut, KCNA, menerbitkan pernyataan pertama mengenai kebenaran di balik kasus Cheonan, dan berjanji untuk memberikan rincian lainnya.
Jong tidak bersedia berspekulasi akan penyebab penenggelaman kapal tersebut atau pelaku atas kejadian itu, mensinyalir bahwa sepantasnya mencurigai AS dan Korsel.
"Penyelidikan yang dilakukan AS merupakan buatan dan sandiwara konspirasi", tambahnya.
Penenggelaman itu memicu sanksi keras baru kepada Pyongyang oleh Seoul dan Washington.
Korsel mengatakan Korut harus mengakui tanggung jawabnya atas karamnya kapal perang mereka sebelum bisa kembali ke meja perundingan.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment