PADANG, KOMPAS.com - Penyaluran bantuan ke lokasi gempa dan tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumbar, idealnya membutuhkan 10 helikopter capung dan 50 speedboat, kata Koordinator Koalisi Lumbung Derma atau Gabungan LSM Kemanusiaan, Khalid Saifullah.
Dia mengatakan, Senin (1/11/2010) hal itu berdasarkan pengalaman jejaring Lumbung Derma, yang telah bekerja selama 15 tahun di Mentawai.
"Selain itu, setidaknya diperlukan 25 unit kapal motor menengah dan lima kapal rumah sakit dan 500 tenaga medis yang terdiri dari 100 orang dokter dan 400 orang perawat," katanya.
Kapal rumah sakit lengkap dengan isinya itu untuk melayani penyaluran bantuan dan perawatan korban luka parah dan ringan serta pengungsi yang sudah tidak punya tempat berteduh.
Mengenai distribusi bantuan, ia mengakui kendala cuaca di lapangan, tetapi faktor cuaca tidak layak untuk selalu dijadikan alasan untuk tidak mendistibusikan bantuan.
Untuk menyiasati kendala cuaca, Lumbung Derma mengusulkan agar kapal-kapal besar milik militer, polisi, ASDP dan PELNI digerakkan mendekat sampai jarak yang aman untuk berlabuh di sekitar kampung-kampung yang terkena bencana.
Dari jarak tersebut bantuan diangkut ke daratan dengan menggunakan boat-boat kecil yang sebisa mungkin dioperatori orang lokal yang lebih berpangalaman dan berpengetahuan terhadap karakteristik ombak.
Menurutnya, pilihan itu lebih baik dibandingkan dengan tindakan yang dilakukan pemerintah saat ini.
Dikatakan, saat ini kapal-kapal besar membongkar muatan bantuan di Sikakap, kota kecamatan, dan kemudian dari Sikakap mendistribuikannya ke kampung-kampung yang terkena bencana lewat boat kecil.
Ia menyatakan, boat kecil tidak mampu membawa bantuan ke kampung-kampung dengan jarak tempuh 2-4 jam saat cuaca buruk seperti sekarang ini.
"Cara ini tidak efektif untuk mendistribuikan ke masyarakat di kampung-kampung," kata dia.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment