Logo National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA)
KARAWANG (Suara Karya): Ketua DPP Partai Golkar bidang Lingkungan Hidup dan Kesehatan Ade Komarudin, mendesak pemerintah Indonesia membatalkan proyek kerja sama penelitian dan eksplorasi laut, antara pemerintah Amerika Serikat dengan Indonesia melalui National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA)-sebuah badan penelitian dibawah Kementerian Perdagangan AS.
Pasalnya, proyek tersebut disinyalir hanya menguntungkan pemerintah Amerika untuk mengumpulkan data-data tentang kekayaan hayati serta sumber daya alam yang belum di eksplorasi di Kawasan Timur Indonesia.
"Saya berharap pemerintah, khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang terlibat dalam proyek kemitraan membatalkan proyek tersebut. Jika tidak, pemerintah Indonesia akan mengalami kerugian karena proyek kemitraan itu hanya akal-akalan yang bertujuan memetakan potensi kekayaan alam Indonesia demi kepentingan asing," ujarnya kepada wartawan di sela-sela kunjungan kerja dan silaturahmi bersama anak yatim di daerah pemilihan (dapil) Karawang, Jawa Barat, Jumat (5/11).
Ade Komarudin mensinyalir, proyek penelitian keanekaragaman hayati serta kekayaan laut wilayah Asia Tenggara yang melibatkan pemerintah AS, bertujuan mencari tahu dan memetakan potensi serta sumber kekayaan alam Indonesia khususnya di kawasan timur Indonesia (KTI) yang terkenal dengan potensi kekayaan hayati dan biota kelautan.
"Saya berharap KKP dan BPPT harus membatalkan rencana tersebut, jangan sampai pihak asing mencaplok kekayaan alam Indonesia," katanya.
Dia juga menyarankan pemerintah juga perlu melakukan renegosiasi ulang proyek-proyek kerja sama luar negeri, khususnya di bidang lingkungan hidup, kehutanan, pertambangan yang dapat merusak ekosistem lingkungan.
"Jika kita mau jujur terjadinya berbagai musibah seperti banjir, tanah longsor belakangan ini juga disebabkan ekosistim lingkungan hidup dan kondisi hutan Indonesia yang sudah semakin rusak dan tidak tertata dengan baik," kata Ade Komarudin.
Untuk itu, lanjut dia, pemerintah harus tetap mewaspadai bahwa ancaman globalisasi lingkungan hidup ini menjadi persoalan serius yang harus ditangani secara komprehensif. "Sekarang ini semua negara sedang dilanda krisis perubahan iklim yang membawa dampak sekaligus ancaman terhadap umat manusia, termasuk Indonesia," ujarnya.
Seperti diketahui, ekspedisi eksplorasi laut tersebut dilengkapi secara khusus pelataran yang canggih dengan kapal penelitian dan dua pusat komando eksplorasi yang berada di Seattle dan Jakarta. Meski pun dalam proyek tersebut pemerintah AS melibatkan para ilmuwan Indonesia selama kapal beroperasi. Sementara data dan gambar dari dasar laut akan dikirim ke kapal melalui remotely operated vehicle (ROV) secara real time melalui satelit broadband dan internet berkecepatan tinggi.
Selain itu, kapal penelitian juga dilengkapi peralatan yang serba canggih serta pulsa suara untuk mendeteksi bentuk di dasar laut dan menghasilkan peta resolusi tinggi dari dasar laut sedalam 7.000 meter.Pekerjaan ekspedisi itu sendiri sebenarnya sudah dilaksanakan pada 24 Juni-14 Juli 2010.
Sumber: SUARA KARYA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment