WASHINGTON - Rencana kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama ke Indonesia 20 Maret mendatang tidak sekadar bernostalgia mengenang masa kecilnya saat berada di Jakarta.
Salah satu agenda penting dalam kunjungan Obama adalah memperkuat hubungan militer antara AS dengan Indonesia. Pemerintah Obama berencana kembali memberi pelatihan terhadap prajurit muda Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang dibekukan sejak 1997.
Pelatihan Kopassus dihentikan karena pasukan elit itu diduga berbagai macam pelanggaran hak asasi manusia selama era orde baru termasuk di antaranaya penganiayaan, penghilangan dan pembunuhan.
Namun, seiring dengan mencuatnya gerakan terorisme global pasca-serangan 11 September, kepentingan AS kian besar untuk memperkuat hubungan dengan Indonesia. Terutama, dalam memerangi kelompok-kelompok ekstrim dan juga membendung pengaruh China di tingkat regional.
Rencana ini mengundang kekhawatiran dan kecaman dari aktivis HAM. Misalnya East Timor and Indonesia Action Network (ETAN). Organisasi berbasis di New York itu menganggap tindakan Obama adalah keliru.
Kepada harian The Christian Science Monitor, Sabtu (6/3/2010), Koordinator Nasional ETAN di New York John Miller mengatakan, "saya tidak tahu seberapa muda prajurit-prajurit (yang akan dilatih) tersebut karena dokumen pelanggaran terakhir adalah tahun lalu."
Beberapa perwira Kopassus juga dilaporkan sudah berada di Washington baru-baru ini guna melobi tentang pelatihan tersebut yang kemungkinan akan diumumkan Obama selama kunjungannya 20 hingga 22 Maret nanti.
Sumber: OKEZONE
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment